Jepret Arem-Aremku Ala Sushi

Jepret Arem-Aremku Ala Sushi

#2thGandjelRel

Dear, Sob. Terobsesi akan sesuatu sah-sah aja, ya. Sepertiku yang selalu tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan Jepang. Rasanya separuh nafasku tertinggal di sana *ea… ea…

Serial Oshin yang sampai berderet episodnya itu aku suka lho. Walau separuh jiwa ingatannya, waktu itu masih bayi, hihihi. Yang kekinian, aku penggemar berat TV Champion. Masakannya keceh badai semuwah. Bikin ingatanku melayang wira wiri nggak bisa diam. 

 Untung urusan makanan versi Jepang tapi ala kuliner nusantara kutemui juga pas beli jajanan di pasar. Makanan ini sudah melanglang jagad nggak hanya di desaku aja loh. Sudah banyak tempat lain yang begitu hapal dengan makanan ini.

Apakah itu?

Pasti sudah bisa menjawab sesuai judul di atas.

Arem-arem with Asus ZenFone

 Iyes, arem-arem ini terbuat dari nasi bersantan. Di dalamnya berisi tahu, tempe, wortel, kentang atau bisa juga cincangan daging. Rempah bumbu (yang biasanya pedas) menambah gurih dan mulut melumer saat memakannya. Endes banget!

Dan ternyata, arem-arem ini pula yang membuat mas bojo bisa sekolah sampai tamat. Begitulah, arem-arem yang menggiurkan lidah ini memang sangat istimewa buatku.

Nggak hanya bikin sekolah katam wahai Sobatku tercintah. Arem-arem ini juga menjadi makanan andalan saat piknik, kumpulan RT, yasinan, bahkan saat rapat di sekolah. Iya apa iya hayo?

Kenapa ya pilihan emak piknik jatuhnya di arem-arem? Wajar, kok. Selain simpel, nggak rempong, awet pula. Seharian nggak bau kok kalau mengukusnya benar-benar matang. Khusus buat anak-anak, ya isinya nggak usah pake cabai.

Selain mengenyangkan, harganya sangat terjangkau. Di desaku hanya dipatok Rp.1000,-. Murih bingit, kan? Dari bahan pembuatannya, jelas terkandung karbohidrat, protein dan vitamin. Bikinnya juga direbus, aman dan sehat.

Makannya nggak pake ribet. Piring, sendok, garpu? Ungsikan dulu, deh. Tinggal copot bitingnya, lepas perlahan bungkus daunnya dari atas ke bawah, makan pelan-pelan. So, tangan kita nggak kotor, ringkes. Bungkusnya juga daun, sampah organik.

Lalu, apa hubungannya dengan obsesi rasa di atas? Haha… nggak ada, sih. Hanya saja entah kenapa melihat arem-arem pikiranku ke mbak susi tetangga sebelah rumah.

Yup, sushi! Makanan khas jepang yang imut, lucu dan menarik ini kadang bikin kangen. Supaya nggak ngiler, aku sering beli arem-arem andalan desaku yang juga kuliner nusantara ini. Kujadikan beragam bentuk sesuai angan dan mimpiku.

Berawal dari corat coret diantara malam. Kayak gini nih:

Arem-arem versi coretanku

 

Hasilnya?

Dengan lelehan saos, arem-arem tampak beda ya :D

 Lebih suka yang mana, Sob? Bikin pengen, kan? Beda penampakan bikin gimana  gitu ya *ho oh.

Versi arem-arem tanpa daun, daun pisang sebagai alas saja

 Arem-arem memang tanpa nori. Tergantikan oleh daun pisang yang tak bisa dimakan. Tapi bisa melepas kangen atas kenangan yang telah usang dan tergerus waktu *hallah. 

Mungil ya arem-aremnya

 Biar foto-fotonya makin kece, ya tentu saja pake ASUS ZenFone, dong. Smartphone ini kualitas dan kemampuan fotografinya sungguh yahud. Perangkat kameranya menggunakan PixelMaster Camera yang tentu saja menjadi pilihan tepat konsumen yang ingin smartphonenya bernilai lebih. Ruang penyimpanan internal yang besar mampu menampung foto, video ataupun data lain.

Buat para blogger, ASUS ZenFone pilihan yang sangat tepat!

Begitulah, Sob, jepret kuliner kali ini bikin aku makin sayang sama ASUS ZenFone. Makin sering beli arem-arem. Otomatis menggemparkan dan meningkatkan roda perekonomian pasar, kan? Dan yang pasti kenangan akan sesuatu yang luar biasa itu selalu ada. Untuk dikekepin di hati, heu heu.

Harapanku akan arem-arem ini nggak hanya melenggang di pasar desa atau milik khas kuliner nusantara saja. Tapi bisa seperti rendang, nasi goreng dan sate yang mendunia. Kalau penampakannya menyenangkan dan bikin lidah mesem eh bergoyang, siapa tahu suatu hari nanti arem-arem bisa jadi andalan resto dan andalan kuliner sejagad?

Yuk, ah, makan arem-arem *eh ngeblog dulu. Biar laper sama nulisnya nggak ngganjel di hati.

Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel