Diary, Ajang Menulis, Kreatif dan 100
Cita-Cita
Dear, Sob
gimana kabar Sabtu-mu? Semoga menyenangkan, ya.
Masih
berhubungan dengan tulis menulis nih. Mulai dari menyimpan ide, lalu
menuliskannya. Ide awal saat membaca postingannya Mas Rifan Fajrin. Anak kelas 3
SD yang menulis pengalamannya dengan apa adanya. Benar-benar polos. Kerennya,
perulangan katanya nggak begitu banyak. Salut buat bapak gurunya!
Membaca
tulisan-tulisan lugu itu, menjadikanku teringat masa kecil. Jaman masih imut
dan belum begitu ngeh tentang dunia tulis menulis. Buku pelajaran jadi korban
tulisan dan gambar-gambarku. Walau berupa coretan tak pernah selesai.
Oh ya, setiap
diajak Ibu dan bapak ke toko beli buku tulis, selalu saja aku membeli buku
tebal kecil yang lucu-lucu gambarnya. Harum baunya, dengan kertas di dalamnya
yang berwarna-warni juga. Kata orang sih namanya diary. Di depan buku juga
ditulis diary.
Baca juga: Ini Dia Motivasi Ikut One Day One Post
Diary ini
dari waktu ke waktu berubah loh. Tapi sampai kuliahpun aku masih suka mempunyai
dan menulis di buku diary ini. Model yang bergembok, berbentuk gitar, berkawat
sampingnya serta model diary mungil yang ada kardus penutupnya.
Saat
sudah penuh, buku biasapun tak jadi masalah. Bahkan, buku agenda kerja punya
pakde (yang dikasihkan ke aku dalam keadaan masih bersegel, tebal dan bagus
banget) aku pakai sebagai diary dalam tanda kutip, hehehe.
Ada
beberapa hal positif yang bisa diambil dalam menulis dan hubungannya degnan diary ini, diantaranya:
1. Mencurahkan isi hati
Daripada
dipendam, jadi masalah, mendingan di tulis, kan? biar plong. Menyimpan sesuatu
dalam jangka waktu lama nggak baik juga loh.
Kalau
yang disimpan hal menyenangkan sih it’s oke. Kalau dendam atau sebuah keinginan
buruk? Bahaya, bisa depresi berkepanjangan. Tentu saja tak bagus untuk masa mendatang.
Selain itu curahkan kepada Allah, hati jadi tenang.
Paling asik
sedang suka sama orang, sahabat sendiri jangan-jangan juga suka, jadi paling
aman ya tulis aja di diary hihihi.
2. Melatih diri terbuka
Terbuka
pada orang lain? Nggak semua orang bisa. Terbuka pada diary, tentu saja bisa.
Lha wong diarynya diam kok. Minimal, apa yang kita tulis sudah bisa meringankan
apa yang kita pikirkan. Balik ke poin 1.
3. Melatih menulis
Tak semua
anak suka menulis di diary. Terutama laki-laki. Selama ini yang punya diary
sepertinya cewek-cewek ajah. Dibilang cengenglah, lebaylah, dan lain
sebagainya, cuek aja atuh.
Percaya
nggak, dengan menulis diary, kita terbiasa merangkai kata menjadi sebuah
kalimat. Itu salah satu umpan awal kita bisa menulis yang lain loh.
Skripsi
misalnya. Skripsi itu butuh ditulis, nggak hanya diangan-angan. Riset dan
penelitian juga, dengan terbiasa menulis, yakin deh kalimat yang dihasilkan
nggak belepotan. Hehehe.
Dan menulis
diary ini beda feel-nya dengan menulis di depan laptop CMIIW :D
4. Melatih kreatifitas
Ini sih
kisah pribadi, diary yang kupunya dulu isinya nggak hanya tulisan-tulisan lebay
atau gebetan. Tetapi, di kanan kiri tengah pinggir, penuh dengan gambar warna
warni.
Memakai
spidol atau crayon. Kadang pakai cat air, sekalian kalau ada tugas menggambar
dari guru. Biar diary nggak ngebosenin juga saat dibaca ulang ^sering kan kita
ingin mengingat apa gituhh. Ini melatih kreatifitas loh.
Baju aja
butuh sket, apalagi yang lainnya. Gimana menurutmu, Sob?
5. 100 cita-cita
Apa nih
maksudnya? Hem… sebuah cita-cita nggak hanya dibatin ajah. Nggak hanya cukup
dengan belajar ajah.
Tulis deh
di diary, dengan menulis 100 cita-cita, setiap kita buka, kita akan ingat apa
yang menjadi kenginan kita. Menghimpun energi positif. Yes, membuat energy berlebih
untuk menggapai hal-hal positif yang kita mau. Tentunya, bikin lebih semangat.
6. Sebagai Pengingat
Mengingat
kejadian lalu yang indah untuk diingat tentunya. Ada juga yang menempel foto
atau gambar di diary ini yang bikin kita ingat sesuatu.
Diary
memang penuh suka duka, juga mimpi. Spidolin merah yang 100 cita-cita, agar apa
yang kita impikan bisa menjadi kenyataan. Sholat ngaji jangan pernah lupa,
karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik, insyallah.
Gimana dengan
Sobat, ada kisah dengan diary?
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Jadi ingat jaman SD tiap beli buku tulis sekalian beli buku diary, isinya tentang cerita di sekolah, kakak kelas yang baik, haha jadi nostalgia mbak.
BalasHapusNostalgia yang indah ya Mbak hihihi
HapusSama mbak dulu aku juga punya diary yang gembok2an itu. Sekarang masih pake juga sih tapi jurnal. Sama-sama buat mencurahkan isi hati juga intinya :))
BalasHapusPokoknya paling asik buat curhat ya Mbak :D
HapusDiary menyimpan banyak cerita nyata, biasanya bisa sangat jujur pada diary
BalasHapusTul Mbak, jujur bange. Pokoknya si diary ini juga harus aman naruhnya biar gada yg baca selain kita hehehe
HapusMbak Wahyu inspiratif sekali... Energinya seolah nggak ada habisnya.. Apa aja bisa ditulis dengan ringan dan enak disimak. :)
BalasHapusJujur saja saya termotivasi dengan One Day One Post-nya njenengan. Hehehe.
Yuhui.. saling menginspirasi. Aku juga sering dapat ide2 segar habis mampir di rumah dumaymu loh
HapusWah ada banget mbak,,, aku juga sejak SD suka nulis Diary. Dan tau nggak mbak, aku kan pemimpi dan juga pengkhayal. Tapi, kadang apa yang aku tulis di diary aku itu jadi nyata loh. Contohnya, waktu kelas 6 SD, aku tulis: Ya Tuhan, aku ingin sekali melihat menara Eiffel dari dekat (keturutan). Trus waktu SMP, aku nulis pengen ke Swedia (keturutan), lalu, waktu SMA, aku nulis, ingin kuliah dan jadi guru bahasa inggris (keturutan). Dan masih banyak lagi. Kadang kalau aku baca-baca diaryku yang tahun2 sebelumnya, 10-15 tahun yang lalu, bisa cekikak cekikik sendiri. Merasa alay, tapi juga kadang menemukan keajaiban yang membuatku berpikir, Tuhan itu Maha Baik, lihatlah, apa yang kita torehkan di atas pena, bisa menjadi doa yang dikabulkanNya... ya nggak mbak?
BalasHapusWow, its amazing Mbak!!
HapusItulah diantara 100 cita2 (baik) kita yang diijabah sama Allah. Tanpa sadar membuat kita ngin menakhlukkannya. Dan itu nyata!!
Aku juga sukaaa banget nulis diary, sampai sekarang..
BalasHapusNulis di diary itu serunya ga bisa dihapus lagi, jadi apa adanya, he..
Kalau di word kan, baru nulis dikit, dihapus, gitu terus sampai akhirnya ga jadi.. ^_^
Hihihi.. bener juga ya, nulis diary di tipe ex, kalo di word langsung del juga bisa
Hapus