30 Tahun Gitapala Balik Kandang #Part2
Menemukan jati diri
Untuk perjuangan tanpa henti
30 tahun Gitapala, Balik
Kandang
Tara!
Hari kedua datang, subuh sudah diketok pintu kamar. Mau diajakin ke
pantai. Hore! Memangnya pantainya dekat?
Katanya jauh? Musti naik angkot, hadah… Kabar kabur yang nggak jelas banget, ya.
Masih di 30 Tahun Gitapala Balik Kandang, tanggal 2 dan 3 Februari 2019 di Jogo Segoro Home Stay, Gunung Kidul, Yogyakarta.
1.
Tentang
Pantai
Pagi-pagi daku sudah ketinggalan kereta saat sampai pantai. Ternyata sudah ada
yang nongkrong di sana duluan. Huhuhu, nyesel banget kenapa nggak ikutan yang
kloter pagi, sih? Tapi menyenangkan juga pagi hari sudah sampai di pantai. Menikmati
kebesaran Allah dengan pemandangan alamnya yang bikin tertakjub-takjub! Uwow
banget!
Nggak bosan memandang... |
Nggak
tanggung-tanggung, sekali dayung, eh sekali jalan 3 pantai sekaligus
terlampaui. Pantai Sundak, Pantai Ngandong dan Pantai Sadranan. Strong ya, haha. Memang ketiga pantai
itu berurutan guys.
Seakan di kasur :p |
Si krucil bersama teman-teman barunya semangat banget
mainan air di pantai. Sampai berjam-jam hingga panas menerjang.
Kita beda, kita kerja sama. Krucilku, 3 krucilsnya Wulan-Doni, 2 krucilsnya Murni-Agus Cahyo |
Eh, kapan kita kemana gituh cari view yang menakjubkan gaes... (by: FB Ari Gunawan) |
Karena
lapar, kami balik ke Jogo Segoro Home Stay, deh. Eh, ternyata memang pantainya
hanya beberapa jengkal dari home stay.
Jalan kaki nggak lebih dari 10 menit. Nggak perlu naik angkot.
Mandi
dan bersih-bersih badan bikin kami segar kembali. Dan sarapan bersama nasi goreng
serta telur ceplok sudah siyap disantap. Yummy banget.
2.
Sudah
capek, nggak ikutan outbond
Oh
ya, seharusnya sih acara outbond anak-anak di pantai. Tapi karena sudah teler
capek, krucil nggak mau ikut. Hasek, saatnya si emak leha-leha bisa ngobrol
lagi sama teman-teman yang lain. 30 tahun nggak meet up guys, hehehe!
3.
Lelang
Masih
ada acara yang ditunggu-tunggu lho. Apalagi kalau bukan acara lelang.
Barang yang dilelang |
Lelang
perlengkapan manjat dan naik gunung Gitapala. Di antaranya karabiner, peta juga
kompas. Tentunya barang-barang tersebut mempunyai nilai sejarah.
Sistem
lelang yang digunakan bikin semangat nih banyak yang nyimak. Aku yang nggak
begitu ngeh juga semangat banget ikutan nyimak. Harga lelang dari ratusan ribu
sampai 5 juta akhirnya sukses dilakasankan guys. Uwow banget!
4.
Packing
Saat
masih pada sibuk di aula, aku mulai beberes. Karena sesuai jadwal sih sekitar
dhuhur kita sudah musti cabut dari home
stay. Bawa ransel 2 biji kok ya penuh, ya. Padahal hanya ketambahan goodie bag. Musti dipaksain barang masuk
semua haha.
Acara
makan siang dilanjutkan dengan ngobrol asik. Menu maksinya juga keren lho guys.
Sayur lombok ijo, oseng-oseng daun pepaya, udang krispi, cumi-cumi krispi,
filet krispi, tempe goreng dan sambal. Masih tambah krupuk. Betapa kenyangnya.
Buat yang susah makan, kayaknya mendadak minat kalau lihat menunya yang keren
seperti ini.
5.
Dan
Pulang
Acara
penutupan akhirnya tiba. Doa dan salam-salaman berharap semoga masih diberi
kesehatan dan bisa ngumpul lagi dengan situasi yang nggak kalah asiknya.
Panitia yang sudah ribet dan sangat-sangat perhatian dengan semua peserta. Terimakasih
banyak. Banyak kawan sahabat baru, menambah wawasan dan insyaallah terjalin
silaturahmi lebih baik lagi.
Apa sih yang membekas di 30 Tahun
Gitapala Balik Kandang ini?
- Mendapatkan
banyak link baru. Ada yang deal kerjaan nggak? hihihi.
- Dapat
banyak teman, dong. Karena yang kukenal hanya beberapa. Tentulah acara seperti
ini bikin makin akrab.
- Menjalin
silaturahmi dan mempererat persaudaraan. Ini standar tapi ya memang sepakat
banget!
- Saling
dukung. Bikin semangat manjat dinding, naik gunung, atau cari pasangan bha... Siapa tuh, yang dapat pasangan sesama teman seperjuangan? ngaku, hayo :p
- Buat
emak-emak yang sibuk ngurus anak, inilah saatnya me time guys. Nggak
dipungkiri, kesibukan rumah tangga membuat banyak hal terlewat hanya lewat
saja, tanpa kesan.
- Dan
lain-lain, silakan tulis di kolom komentar ya, tsahhh…
Setiap
masalah, dalam organisasi, dalam komunitas, dalam kehidupan pastilah selalu ada. Sebuah proses
untuk menjadi lebih baik. Meminjam kata-katanya sobat seangkatanku, Agus Cahyo
Rahmanto
Tak ada solusi terbaik atau
terburuk, yang ada hanya konsekuensi
Jangan
lupa baca yang ini juga ya:
0 komentar:
Posting Komentar