Saparan Desa Sumogawe, Getasan,
Melestarikan Tradisi, Mempererat
Silaturahmi
Kapan
terakhir kali melihat keseruan di desa nih? Di desa, banyak hal menarik yang
bisa dicermati dan dinikmati. Bukan hanya pemandangannya saja yang keren, tapi
terkoneksi dengan banyak momen yang ada di desa itu sendiri. Meskipun kelihatannya
sepele, tapi kental makna dan filosofi. Begitu banyak simbol, makna dan ubo rampe
yang mengelilingnya.
Tradisi Saparan Desa Sumogawe |
Syukurlah,
aku diberi kesempatan ikut menikmati tentang pernak pernik desa yang tak semua
orang tahu ini. Bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang di One Day Trip 2019 dengan para blogger
milenial, kami mengunjungi Desa Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang. Mau lihat
apa di sana? Hehehe, kalau penasaran simak terus hingga tuntas ya.
Sambutan dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Semarang
Titik
kumpul di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Jl. Diponegoro no. 202 Ungaran. Pada hari
Senin, 28 Oktober 2019 kami kumpul sebelum pemberangkatan menggnakan bus. Di sana,
kami diberi pengarahan dulu oleh ibu Dewi Pramuningsih. Sambutan penuh ramah
tamah ini memang spesial banget, bincang-bincang ringan tentang pariwisata di Kabupaten
semarang.
Sambutan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang |
Era
milenial ini wisata sebagai sektor andalan. Diperlukan strategi pemasaran yang
handal juga. Salah satu yang terpenting adalah teknologi informasi untuk
mendukung sektor ini. Nah, media sosial sangat berperan penting. Selain
tampilan berita yang benar dan informasi yang jelas.
Bu
Ika Sari Hendrastuti bagian pemasaran Dinas Pariwisata menambahkan di Kabupaten
Semarang sendiri ada 44 daya tarik wisata. Kalau ditambah yang baru ada sekitar
60 destinasi wisata. Ada pula 35 desa wisata. Hotel juga banyak pilihan. Ada 13
hotel berbintang dan non bintang sekitar 195.
Wisatawan
sendiri kebanyakan daerah sekitar Kabupaten Semarang, sehingga tak perlu
menginap. Kebanyakan langsung balik kembali. Diharapkan dengan promosi
maksimal, tingkat menginap para wisatawan akan bertambah. Bukan hanya daerah
sekita Kabupaten Semarang saja tapi sampai mancanegara.
Perjalanan ke Sumogawe
Sebuah
perbincangan yang manis ini harus diakhiri karena waktu berangkat telah tiba.
Perjalanan menyenangkan tanpa drama macet. Naik turunnya juga nggak terasa
banget. Aman damai sampai ke tempat yang dituju.
Mas Yamto dan Mas Srrya dari Desa Sumogawe, Getasan |
Tak ada satu jam, kami sudah
sampai di Desa Sumogawe. Disambut oleh sesepuh desa juga Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis). Desa yang menyenangkan karena keramahan warganya.
Makanan Ndeso Spesial
Tak
lupa, kami juga disambut welcome drink
yang menyenangkan.
Susu bikinan warga Sumogawe |
Apa itu? Ada makanan khas ndeso yang spesial banget. Waluh
yang drebus, tape ketan, pisang rebus, kacang rebus, gethuk tales, timus dan masih
banyak yang lainnya. Yang paling spesial tentu ya minimannya berupa susu produk
dari warga Sumogawe.
Susu warga Sumogawe |
Kirab Budaya Merti Dusun Sumogawe
Saat
kami menyantap hidangan ini, kirab sampai di tujuan. Oh ya, sebetulnya kirab
sudah mengelilingi kampung, hingga berakhir di tempat acara.
Sebuah panggung
Merti Dusun. Ya, menyambut murti desa serta tradisi saparan. Di depan panggung
telah disipakan tikar-tikar untuk acara pembukaan ini.
Kirab Budaya Merti Dusun Sumogawe |
Pembukaan
acara ini dengan tarik menarik janur. Tak lupa doa kepada Sang Maha Kuasa atas
semua berkah yang diberikannya. Banyak doa-doa dan puji syukur atas semua yang
diberikan Allah kepada warga. Suasana berlangsung khidmat.
Tak lupa kami juga disambut Tari Prajuritan.
Tari Prajuritan |
Kenduri Kampung
Kenduri
dilaksanakan dengan doa memotong tumpeng. Ada banyak ubo rampe tumpeng di sana.
Mulai dari ayam ingkung, urap, gereh dan segala macam lengkap. Setelah
didoakan, bisa langsung disantap yang ada di tempat acara. Tinggal pilih mau
makan di tempat yang sudah disediakan atau dari kenduri tersebut. Bebas jaya
guys.
Ada
menu spesial lho, yaitu nasi jagung lengkap dengan urap dan gerehnya atau ikan
asin. Serta jengkol. Entahlah dimasak apa ya. Aku makan satu biji jengkol.
Penasaran saja. Seumur-umur ya baru itulah aku makan jengkol. Rasanya seperti
daging, pulen gitu ya, hihihi.
Tradisi Saparan Desa Sumogawe
Menunya spesial khas ndeso |
Saparan
merupakan salah satu tradisi Desa Sumogawe untuk berterimakasih pada Sang Maha Kuasa atas
segala limpahan berkahnya. Saparan di Desa Sumogawe ini nggak hanya di
kampungnya saja. Beberapa desa daerah sekitar juga merencanakan berdasar
hitungan berbeda. Ada hitungan khususnya lho. Berdasar hitungan Jawa. Jadi tiap
desa beda harinya.
Berkunjung ke Rumah Warga
Oh
ya, tiap rumah juga merayakannya. Seperti apa? Nah, karena kemarin ada 25 orang
lebih dalam rombongan, kami dibagi dalam 5 kelompok. Oleh Mas Surya dan Mas
Yamto, setiap kelompok didampingi salah satu warga setempat.
Bersama
5 orang ini kami masuk ke salah satu rumah warga. Ngobrol santai dan
salam-salaman. Seperti layaknya lebaran di kampungku. Berkunjung ke
tetangga-tetangga. Banyak camilan. Tingga pilih yang kekinian atau makanan khas
ndeso? Semuanya tersaji lengkap.
Saking
banyaknya makanan yang disediakan, jadi ingat lebaran di kampung. Nggak jauh
beda dengan lebaran. Setelah itu, tak lupa diminta makan. Makan besar! Yaitu
nasi dan kelengkapannya. Bakso juga ada. Lengkap! Padahal tadi di acara saparan
sudah makan kenyang. Masuk rumah warga makan camilan. Plus makan bakso. Uwuwuw!
Betapa kenyangnya.
Berbagi Cerita dan Makan Lagi!
Kami
juga berbagi cerita lho, tentang
sapi-sapi peliharaan yang mulai gendut. Tradisi ini memang sudah lama sekali.
Setiap orang boleh mengundang siapa saja yang diinginkannya. Dan tuan rumah,
harus selalu siap sedia apapun. Entah tamu sedikit atau banyak tetap siap.
Bahagia
gitu katanya kalau makin banyak tamu yang datang. Mampu merekatkan tali
silaturahmi dan persaudaraan. Walau capek karena harus masak, beberes rumah tak
lupa cuci piring gelas, hehehe.
Menghormati tuan rumah, makan dengan bahagia |
Rumah
kedua, kami juga disambut dengan keramahan tiada tara. Camilan lengkap juga ada.
Jajanan ala ndeso atau kekinian. Belum lagi makan besarnya. Ampun deh, mau
nggak mau harus makan. Ini untuk menghormati sang tuan rumah. Ya Allah,
akhirnya aku makan lagi. Dan lagi....
Saparan, Berbagi dan
Silaturahmi
Akhirnya
saatnya kumpul kembali. Betapa saparan ini mebuat pengalaman baru dalam
kehidupan ini. Bahwa hidup harus selalu berbagi. Tradisi silaturahmi, penuh berkah
dan mempererat jalinan persaudaraan.
One Day Trip Bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang dan Blogger Milenial 2019 |
Terimkasih
warga Sumogawe bisa ikut menikmati tradisi dan momen penuh kenangan ini. Semoga
tradisi ini menjadi kearifan lokal akan selalu ada. Untuk sebuah kata kebersamaan yang kental. Lanjut kemana kita? Tunggu postingan
berikutnya ya.
Baca
juga yang ini:
0 komentar:
Posting Komentar