Pencegahan Perkawinan Usia Anak
Sering
mendengar tentang anak yang masih kecil,
masih usia pembelajaran 9 tahun menikah? Sebuah pertanyaan pada akhirnya sering
muncul. Kenapa mereka menikah dalam usia belia? Ada apa dibalik pernikahan itu?
Tentu
banyak faktor. Sepakat sekali kalau anak-anak selalu istimewa. Dan, bukan hal
yang baru lagi mendengar pernikahan anak. Pernikahan yang dilakukan oleh
anak-anak. Antara anak dengan anak ataupun anak menikah dengan orang dalam usia
dewasa.
Semua
menjadi menarik ketika kita kepo akan adanya latar belakang kenapa terjadi
pernikahan anak. Batas seorang tarasa aman dan nyaman dan diakui pemerintah
untuk saat ini adalah 19 tahun. Di bawah itu, tentunya belum siap dengan segala
permasalahan hidup yang muncul.
Kamis
(05/12/2019) di MG Setos Hotel Semarang, dalam Dialog Publik Pencegahan
Perkawinan Usia Anak pernikahan anak ini dibahas tuntas. Pembicara yang hadir
juga luar biasa sekali. Dialog pulik diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia
Raya, lanjut sambutan dari Direktur Jateng Pos dan dibuka oleh Wakil Walikota
Semarang, Ibu Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Para nara sumber berfoto bersama |
Acara
terus bergulir dengan menarik ketika para narasumber dengan moderator Ibu Septy
Wulandari. Pembawaannya yang menarik membuat para peserta diskusi terus fokus
dalam acara ini.
Faktor dan Penyebab Perkawinan
Usia Anak
Ibu
Dra. Retno Sudewi, APT, M. Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan
Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah,
mengungkapkan dalam pernikahan usia anak ini ternyata sangat tinggi. Banyak
faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain sebagai berikut.
1. Adat
budaya yang kadang, mau tak mau membuat pernikahan usia anak ini tak bisa
dihindari. Di desa banyak sekali terjadi hal seperti ini. Walaupun di kota juga
banyak ditemui hal serupa.
2. Faktor
kecelakaan dalam tanda kutip. Pendewasaan yang begitu cepat pada anak-anak
jaman sekarang. Sehingga banyak jalinan kasih saat mereka masih di usia yang
sangat muda.
3. Yang
paling sering adalah untuk mengangkat derajat ekonomi keluarga. Misalkan saja
seorang anak dari keluarga kurang mampu menerima pinangan keluarga berada,
supaya ekonomi otomatis membaik. Ini seringkali terjadi.
4. Faktor
pendidikan yang masih kurang maksimal.
5. Emosi
dari laki-laki dan perempuan itu sendiri.
Bu Retno sedang memberikan materi |
Memang
banyak sekali faktor, untuk pencegahan juga telah dilakukan. Bukan hanya urusan
pergaulan anak saja. Tapi juga bagi orang tua supaya anak semakin memahami,
betapa anak juga harus produktif menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sebelum
memutuskan untuk melakukan pernikahan anak.
Peran Penting Orang Tua dan
Keluarga
Untuk
pencegahan perkawinan usia anak ini orang tua berperan sangat penting. Harus
didukung penuh oleh keluarga juga. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M. Si,
pegiat gender P3G LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta mengungkap banyak
hal ini.
Sebetulnya
menjadi sangat rumit ketika mengapa pernikahan ataupun perkawinan usia anak
menjadi hal yang sangat penting untuk didialogkan? Iya, sangat penting karena
faktor-faktor yang selama ini kita dengarkan hanya sebagian kecil saja. Yang
paling bikin takjub ketika Bu Ismi ini mengatakan, orang tua salah satu faktor
penting dalam perkawinan usia anak.
Lho,
kok bisa sih, Bu? Karena tak dipungkiri, budaya ingin menyelamatkan, aset
ataupun warisan ini ada. Anak-anak diminta menikah dengan sesama rekan bisnis
orangtua, atau keluarga jauh. Karena takut aset akan berpindah tangan orang
lain. Tak beda di jaman kerajaan jaman dulu. Faktor kemiskinan juga tak bisa
diabaikan begitu saja lho.
Nah,
dampaknya juga beragam. Anak-anak yang menikah di usia anak ini belum siap
menghadapi kenyataan hidup. Masih ingin jalan-jalan eh harus ngurus rumah
tangga. Belum lagi kalau ada bayi lahir. Bukanya mereka yang merawat. Pada
akhirnya sang orang tua kembali yang akan memberi pelayan maksimal untuk sang
cucu.
Resiko Kesehatan pada
Perkawinan Usia Anak
Resiko
kesehatan yang sering terjadi di pekawinan usia anak ini juga sangat beragam, di
antaranya: keterbatasan pengantin muda akan kontrasepsi, hubungan seksual yang
belum sah. Banyak pula kasus terkait kematian terkait kehamilan pada anak usia
15-19 tahun. Dan kematian bayi cukup tinggi dari usia ibu yang masih sangat
muda.
Youtuber
sekaligus dokter muda pakar kesehatan anak dr. Satya Dipayana Sp. A. Kadang
anak-anak tak tahu apa yang dilakukannya. Pemahaman akan kesehatan khususnya
bagi perempuan. Akibat pergaulan bebas.
Usia
anak, dengan pertumbuhan tubuh bagi perempuan yang belum saatnya untuk hamil
tentunya sangat beresiko. Inilah yang kadang, tak begitu mereka pikirkan lebih
lanjut.
Akibatnya
juga bisa berbahaya. Tingkat kematian ibu yang melahirkan di usia anak. Hingga
bayinya itu sendiri. Faktor ekonomi tentunya sangat berpengaruh. Ketika sang
bayi lahir, si anak juga belum bisa merawat anaknya dengan baik. Karena pola
pikirnya tentu masih anak-anak banget. Pada akhirnya orang tua juga yang akan
ribet dengan sendirinya.
Pencegahan Perkawinan Usia
Anak
Lalu
apa sih yang bisa dilakukan untuk mencegah pernikahan usia anak ini guys?
1. Tentunya
memberdayakan anak perempuan dengan berbagai keterampilan dan hal bermanfaat untuk
mendukung masa depan.
2. Tak
lupa memobilisasi orang tua serta anggota masyarakat.
3. Memaksimalkan
aksebilitas dan kualitas sekolah formal untuk anak perempuan.
4. Menawarkan
dukungan ekonomi dan insentif untuk anak perempuan beserta keluarganya.
5. Mengembangkan
kerangka kerja hukum dan kebijakan.
6. Memberi
pemahaman kepada anak tentang resiko pergaulan bebas.
7. Meminta
anak berkonsentrasi dalam keterampilan dan pendidikan supaya lebih produktif.
Semua
akan menjadi sangat random dalam perkawinan usia anak ini. Pernikahan usia anak
memang menjadi tanggung jawab bersama. Lebih mendekat pada keyakinan masing-masing
salah satu upaya supaya pergaulan bisa tertata dengan baik. Selain itu peran
penting orang tua sangat dibutuhkan untuk menekan pernikahan usia anak ini.
Semoga
bermanfaat.
Baca
juga:
As far as we can all see, the conference ended successfully. Everyone left happy and excited with the received outcome.
BalasHapus