Jadwalku
hari ini mengantar buku pesanan teman ke Ambarawa. Teman dumay alias dunia maya
itu pesan semua buku karanganku. Bikin aku kelabakan saja. Karena hanya tinggal
beberapa yang ready. Tranferannya begitu
banyak, membuatku harus menyiapkan uang kembalian sekalian. Karena belum
kuhitung sudah ditranfer duluan.
Secret admirer |
Tak
lebih dari 45 menit, sampailah aku di rumah minimalis berkat si gugel maps.
"Mas...?"
"Whaiya,
mo nganter buku?" tanya pria atletis itu menyambut super ramah.
Baru
sekali itu aku ketemu. Melalui fotonya di media sosial, aku bisa menebak inilah
orang yang pesan buku. Dan, hanya dalam hitungan menit, pria itu mampu membuatku
ketawa ngakak dengan gurauannya. Ramahnya kebangetan.
Di
meja teras, membuka ransel dan kuangsurkan segepok buku pesanannya. Sekalian
uang kembalian. Pria itu memilih 3 buku yang sama. Buku duet terbaru, Temanku
Istimewa.
"Ini
aja."
"Lhoh,
tapi Mas... Ini pesenannya semua, kan?" tanyaku bingung.
"Iya.
Tapi ini kuambil tiga aja. Yang lain bisa dijual lagi, kan? Aku udah punya
semua. Tuh...," katanya sambil menunjuk rak mungil di samping.
Aku
melirik. Mendekati rak. Berderet-deret buku ada di situ. Termasuk buku
karanganku. Lengkap dari terbitan indi hingga mayor. Biola Tua Kakek, Fara dan
Edelweis, 12 Kebiasaan Baik Anak Muslim, La Tahzan for Kontraktors, dan
beberapa Antologi Penarawa. Nggak cuma satu di masing-masing judul. Ada yang
dua bahkan lima. Buku terakhir yang belum ada. Yang diambilnya barusan.
Takjub.
Bingung. Lalu kenapa pesan lagi?
"Berarti
kukembalikan uangnya. Ini kelebihan banyak." Kubuka dompetku. Masnya
menggeleng cepat.
"Buatmu
aja."
Yaelah...
Bener-bener nggak paham banget akunya.
"Nggak
bisa, Mas. Buku tetep kutinggal. Aku nggak bisa kayak gini. Aku jual. Masnya
beli. Kalo ini...."
Senyum
manisnya mengembang. Menata setumpuk buku tadi. Memasukkannya ke ransel.
Sekaligus uang kembalianku.
"Mau
minum apa?" tanyanya mengalihkan semua.
Duh,
nggak enak banget.
"Nggak,
makasih. Gini, ini buku...."
"Udah
kubilang buku bisa dijual lagi atau kirim mana terserah. Kapan bikin buku lagi,
kabari ya."
Aku
hanya mengangguk rikuh. Dua batang coklat dilangsirkannya padaku.
"Hepi
valentine. Sori telat," ucapnya terburu.
Hadeh...
apa-apaan sih ini? Bikin berasa aneh aja.
Bergegas
pulang adalah keputusan terbaik. Meski aku ditahan-tahannya nggak boleh pulang
dulu. Coba kalau tahu kayak gini mendingan kukirim paket saja, kan? Menghitung ongkirnya kupilih mengantarnya langsung. Toh nggak begitu jauh.
Hujan mulai turun, membuatku makin gagal fokus. Kayaknya mampir es teler langganan, ide yang tepat.
Sambil memikirkan hal-hal aneh yang terjadi barusan.
Teman
dumay lama. Akrab juga nggak. Inbok kubalas semauku. DM juga kadang lihat
kadang nggak. Itupun nggak begitu kugubris.
WA juga karena pesanan bukunya. Kok jadi gini? Kok baik banget? Ada yang aneh?
Es
teler tak terasa banget di mulutku. Sekedar lewat membasahi kerongkongan yang
tak begitu haus. Saat WA darinya kuterima.
[Sabtu
aku ke Ginteran. Aku tahu warungmu. Ntar kujemput. Ngopi yuk...]
Ewh,
aku hanya melongo. Teringat pesan-pesan email gaje beberapa bulan terakhir ini.
Kiriman-kiriman indah buku, baju, sleyer. Ah semua kesukaanku. Nggak jelas
semuanya entah darimana...
Hujan
makin deras, sederas imaji liarku yang entah mau dibawa kemana.
Buat
seseorang, trim's atas semuanya.
Sudut
kamar biru,
19/02/2020
Baca juga:
uwuuuuw
BalasHapuspernah suka mungkin mbaaak
tapi dulu
tapi dibikin santai aja
nggak berharap lebih
khawatir kenapa-napa
bahkan terkadang menjadi secret admirer memang seseru itu loh... jantungnya hahaha
Wah ini beneran kejadian kak? Memang sepertinya rasanya menjadi bingung ya, atau mungkin sedang mau ingin menyampaikan sesuatu? :3
BalasHapusWadududu...jadi ikut deg-degan dan penasaran nih. Siapa yaaa si secret admirer ini? Tapi biarin aja deh, biar khayalan kita mengembara kemana-mana. Jangan-jangan kalau ketemu malah kecewa. Hehe...
BalasHapusUwu, berasa cerpen ya... Tapi setelah membacanya sepertinya ada pengagum rahasia gitu yaaa, hehehe
BalasHapusIni saya masih menebak-nebak. Fiksi atau kejadian nyata ya, Mbak? hahaha.
BalasHapusTapi kalau sikap pria manis begini pada seorang wanita, kayaknya ada sinyal-sinyal dia suka. Apalagi mencoba menahan-nahan pulang, agar bisa berlama-lama bersama hahaha.
Tapi kayaknya kurang pas hujan-hujan kok makan es teler ya, Mbak? Kenapa tidak makan bakso saja? Pasti tidak galau lagi hahaha.
Wah manis sekali. ❤️ Jadi kangen nulis fiksi lagi. Hehe.
BalasHapusOh my god... jiwa-jiwa bucinku bergejolak mbak. Hehe ingat dulu saat masih jadi secret admirer dan punya secret admirer. Tapi hidup kadang tidak sesimpel itu. Saat orang suka, kitanya enggak dan begitu sebaliknya. Hehe.. Sampai nanti bertemu yang bener-bener klik.
BalasHapusAntara nyata atau tidak ku bacanya seperti cerpen bersambung nih, tampaknya
BalasHapussi secret admire sedang menghidupkan kembali sinyal yang sudah lama diacuhkan, jadi penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya :)
aku langsung auto mesem-mesem pas baca ceritanya ini lho kak! karena aku juga pernah tuh ngalamin tapi kayaknya aku kepedean deh, jadi ga sampe dikasih coklat, cuma nulis di buku gitu, karena dulu catatan aku suka beredar sampe antar kelas qiqiq
BalasHapusya ampun, aku belum pernah ngerasain.. tapi udah pernah jadi secret admirer buat satu cowok dan emang bener kalo belum ketemu rasanya lebih enak serta lebih mudah untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam hehehehe jadi kangen sama doiii
BalasHapusini cerita fiksi atau beneran sih? hahaha aku jadi penasaran pengen tau kelanjutannya
BalasHapusaku sangat menghayati banget dengan tulisannya seakan" seperti novel hehe secret admire memang ada dalam kehidupan nyata
BalasHapusKadang suka bingung kan gimana cara menghadapi secret admire itu. Aku paham apa yg mbak rasakan. Heheheh
BalasHapusApakah ini kisah nyata yang difiksikan, atau sekadar fiksi saja hehe tapi tulisannya cukup bagus saya jadi ingat dulu -saat masih lajang- suka bikin cerpen kayak gini hehe.
BalasHapuskok aku merasa punya banyak pengagum rahasia ya, karena kabar terakhir ternyata banyak cewek yang ngefans, padahal aku gak ngapa-ngapain
BalasHapussuka sedih aku baca ini krena aku 15 thun jadi bgini... tp ah sdahlah
BalasHapuskak, aku nih anaknya kepoan
BalasHapusjadi pinisirin, itu seseorangnya siapa
hihihi
Ini lanjutannya gimana? Haha. Berharap happy ending 😁
BalasHapusBtw jadi pengen balik lagi jadi anak muda setelah baca ini. Wkwk
Wuih serunya ada secret admirer, kalau saya tidak memiliki secret admirer jadinya tidak mengerti hal yang seperti ini
BalasHapus