Penanggulangan Bencana Bagi Penyandang Disabilitas dan OYPMK
Bencana Cianjur membuka lembar kelam dalam sejarah bencana bangsa.
Setiap satu kejadian, mengingatkan kejadian sebelumnya yang membuat rasa sedih
muncul.
Penanggulangan bencana penyandang disabilitas dan OYPMK |
Tsunami Aceh 26 Desember 2004 atau gempa Yogya 27 Mei 2006 masih
menyisakan cerita. Sayapun, yang berada berpuluh kilo dari Yogya, merasakan
getaran hebat gempa tersebut.
Berbagai penanggulangan dilakukan saat bencana tejadi. Meskipun tidak
mudah tapi segala hal harus diupayakan untuk meminimalkan resiko.
Jika yang ‘biasa’ bisa juga panik, bagaimana penanggulangan bencana inklusif bagi
penyandang disabilitas dan OYPMK/Orang Yang Pernah Mengalami Kusta?
Live
Streaming: Penanggulangan Bencana Iksklusif Bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas
Bencana memang tidak pernah diharapkan, tapi bagaimana menyikapinya jika
terjadi. Live streaming Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia dengan tema
Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas pada Selasa, 29 November semua dikupas tuntas.
Live streaming Penanggulangan bencana penyandang disabilitas dan OYPMK |
Host Rizal Rizal Wijaya menelisik banyak hal yang jarang dikulik, yaitu bagaimana
penanggulangan penyandang disabilitas dan OYPMK.
Narasumber kali ini adalah Mas Bejo Riyanto Sebagai Ketua Konsorsium Pelita
(Peduli Disabilitas dan Kusta) yang memiliki nama panggilan Bejo Jos.
Narasumber berikutnya Drs. Pangarso Suryotomo sebagai Direktur Direktorat
Kesiapsiagaan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang biasa dipanggil
Pak Papang.
Pak Papang mengungkap beberapa hal penting bencana, antara lain:
1. Bencana 2022
Ada banyak jenis bencana di Indonesia yang memakan korban. Terdapat
sekitar 3286 bencana, baik banjir, tanah
longsor, cuaca ekstrim hingga gelombang abrasi.
2. Banyak
Korban
Mulai dari Januari hingga November 2022 terdapat sekitar 542 korban
akibat bencana. Namun, hal ini bukan soal angka tapi bagaimana menanggulangi
dan meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.
3.
Indonesia, 10 Besar Negara di Dunia dengan Banyak Korban
Indonesia sendiri merupakan 10 besar negara di dunia yang sangat
terdampak bencana dan korban.
4.
Perlunya Kesiapan Tanggap Bencana
Hal yang bisa dilakukan dengan kesiapan tanggap bencana baik untuk
korban ataupun pengungsi sehingga lebih terstruktur dengan baik.
5. Kerjasama
BNPB tidak mungkin bekerja sendirian dalam penanggulangan bencana dan pastinya
kerjasama dengan berbagai pihak. Mulai dari tingkat bawah hingga atas.
Penanggulangan harus dilakukan dengan baik sehingga lebih terkondisikan
dan informasi perlu filter agar tidak menimbulkan kepanikan.
Kisah Mas
Bejo Jos Saat Gempa Yogya 2006
Dalam perbincangan tersebut Mas Bejo mengingat gempa Yogya 2006 silam.
Katanya sudah lama ia tidak mengunci pintu rumahnya, pas kejadian malah kebetulan
pintu terkunci.
Bejo Riyanto, Ketua Konsorsium Pelita |
Padahal yang namanya gempa pasti ingin cepat keluar rumah. Dalam
kepanikan, tubuhnya terlempar dari pintu sampai berguling-guling saking
dahsyatnya gempa.
Mas Bejo merupakan pengusaha kaos di Bantul, Yogya dan penyandang
disabilitas sangat merasakan kepanikan luar biasa. Pusat gempa yang tidak lebih
1 km dari rumah mengguncangkan banyak sendi kehidupan.
Baca Juga:
Pentingnya Pembelajaran Seksual untuk OYPMK dan Penyandang Disabilitas
Saat itu yang terpikirkan adalah upaya penyelamatan diri, tanpa tahu apa
yang harus dilakukan. Lari ‘ngawur’ terlebih sebagai penyandang disabilitas,
melakukan tentu semampu kondisi.
Menurut Ketua Konsorsium Kusta pelita ini, saat itu masyarakat lebih
fokus ke Merapi yang juga beberapa kali aktif. Adanya gempa benar-benar tidak
terprediksi sama sekali.
Baginya sangat penting mengetahui apa yang harus dilakukan dan lebih
siaga jika terjadi bencana, khususnya penyandang disabilitas dan OYPMK.
5 Cara Penanggulangan
Bencana Penyandang Disabilitas dan OYPMK
80% wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana, sehingga membutuhkan
mitigasi bencana yang terkonsentrasi dengan baik.
Ruang Publik KBR dalam Penanggulangan bencana penyandang disabilitas dan OYPMK |
Pak Papang mengungkapkan, bagi penyandang disabilitas dan OYPMK tidak
mau diperlakukan sebagai objek, tetapi subyek.
Artinya banyak yang menginginkan dapat melakukan banyak hal untuk
penanggulangan bencana. Bencana membawa kemungkinan disabilitas baru bahkan
dobel disabilitas.
5 Cara penanggulangan bencana penyandang disabilitas dan OYPMK |
Ada 3 hal yang perlu diketahui tentang upaya ini yaitu pertolongan,
antisipasi dan perlindungan secara menyeluruh. Untuk itu perlu mengupayakan
banyak hal dalam rangka penanggulangan bencana untuk disabilitas dan OYPMK.
1. Akses
Informasi
Informasi terkait kemungkinan terjadi bencana agar tahu apa yang harus
dilakukan. Pada umumnya informasi berasal dari relawan sehingga akses informasi
akurat.
Hal ini telah dilakukan sejak 2016 oleh Konsorsium Pelita Kusta, sebuah
wadah yang peduli terhadap disabilitas dan kusta.
Dengan adanya komunitas maka informasi lebih mudah sampai karena pendekatan
termudah dari sesama penyandang disabilitas sendiri. Diupayakan keberadaan
secara langsung untuk menjadi mentor dan fasilitator.
2.
Meningkatkan Kualitas Penyandang Disabilitas
Penyandang disabilitas dan OYPMK juga perlu meningkatkan kualitas diri.
Terkait kesiapan jika terjadi bencana dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana.
Tentu sesuai dengan kondisi masing-masing.
3.
Edukasi Bencana
Sebetulnya edukasi bencana sudah ada dalam kurikulum pendidikan. Selain
itu edukasi menyeluruh untuk masyarakat melalui berbagai media.
4. Membangun
Hubungan dari Tingkat Dasar
Misalnya adanya desa tangguh tangguh bencana yang dibentuk BNPB, lembaga
usaha, relawan, desa, dan orang di desa itu sendiri hingga relawan. Perlu
meningkatkan keilmuan sehingga kapasitas dan kualitas meningkat.
5.
Aplikasi
Zaman digital dengan aplikasi bencana inaRisk Personal. Merupakan
aplikasi hasil kajian resiko bencana yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Aplikasi dapat memberitahukan posisi berdiri kita dan ada apa dalam
hubungan dengan bencana. Terdapat fitur rekomendasi yang bisa dilakukan ketika
bencana datang.
Secara umum, penyelamatan dilakukan diri sendiri sekitar 35%, kemudian
keluarga dan lingkungan sebesar 61% serta sisanya petugas 4%. Dengan adanya penanggulangan tepat, bencana
dapat teratasi dengan baik.
Penutup
Tidak ada yang mengharapkan terjadinya bencana. Namun, untuk berbagai
akses informasi dan mitigasi bencana perlu dilakukan dalam kancah secara luas.
Bagi penyandang disabilitas dan OYPMK tetap perlu mengetahui mitigasi
bencana dengan benar. Caranya dengan memberikan akses informasi melalui
komunitas atau relawan yang ada.
Adanya penanggulangan dapat lebih cepat dan tangguh meminimalisir segala
resiko. Semoga tidak ada lagi bencana
dan senantiasa berdoa pada Allah SWT agar semua baik saja, amin.
0 komentar:
Posting Komentar