5 Alasan Kenapa Tak Suka Baju Kembaran, Nomor 3 Bikin Kapok
Sebagai empat bersaudara cewek imut semua, memakai baju kembaran kayak
hal wajib dalam keseharian apalagi saat kondangan atau acara keluarga.
Baju kembaran |
Bahkan kalau dilihat, bisa saingan sama para among tamu yang kebanyakan
juga kompak dan gaya karena kembar. Apalagi dengan desain senada, terlihat epik
gitu kalik, ya.
Namun, hal tersebut tidak berlaku bagiku yang notabene adalah anak
bungsu. Ternyata ada hal-hal yang mengganggu saat diajak pakai kembaran dengan
mbak-mbakku yang lemah lembut itu.
Mengapa
Sebagian Orang Suka Pakai Baju Kembaran?
Sebagian lho ya, bukan semua orang. Memang ada sebagian yang suka dan
ada yang tidak. Mengapa sedemikian banyak yang suka baju kembaran? Banyak
alasannya.
Salah satunya akan terlihat menarik jika kembaran satu keluarga.
Misalnya bapak, ibu dan anak, wihhh terlihat begitu harmonis.
Dengan memakai baju kembar -lebih tepatnya kain kembaran- terlihat
kekompakan dan persiapan matang dalam menghadiri suatu acara. Terutama saat
acara keluarga atau lebaran tiba.
Namun tidak semua menganut asas memakai baju kembar akan terlihat
menarik, harmonis, estetik, melankolis atau apapun itu. Seperti halnya aku.
Kalau menilik baju kembarku, hanya pernah kembaran zaman kecil sama mbak
yang nomor 3 dan saat pernikahan mbakyu pertamaku. Walaupun begitu, kembaran
saat kecil itu desainnya kece habis lho, gaya crop kekinian.
Alasan Mengapa
Tak Punya Baju Kembaran
Beberapa alasan terkait kenapa tak punya baju kembaran mungkin malah
bikin tertawa, tapi begitulah keadaannya. Berikut alasannnya:
1.
Kainnya Kurang
Percaya nggak percaya zaman kecil dulu ibuku suka sekali mendandani
anak-anaknya dengan pakaian lucu dan modis. Sering banget membeli bahan sama untuk
kami berempat.
Namun, nyatanya realita tak seperti harapan. Konon, setiap beli kain
seringnya bahan untukku selalu kurang. Duh, sedihnya. Karena aku bontot sendiri
dan paling belum ngerti apa-apa, akhirnya aku yang jadi korban tidak memiliki
baju kembaran saudara.
2. Tidak
Suka Modelnya
Setelah agak besar, setiap mau dijahitkan baju yang kembaran sama
mbak-mbakku aku selalu protes karena nggak suka modelnya. Biasanya ibu merujuk
model pada Majalah Sarinah langganannya.
Padahal modelnya tentulah kece badai khatulistiwa. Dalam majalah biasanya
terdapat bonus sekaligus pola dari desain tersebut. Jadi, saat menjahitkan mudah
dan lebih praktis bagi si penjahit.
3. Baju
Belum Jadi Saat Mau Dikenakan
Pengalaman pahit menjahitkan baju adalah saat lebaran tiba dan jahitan baju
belum jadi. Akhirnya nongkrongin ke penjahit yang masih ribet jahit baju. Ini
kenangan menyedihkan yang aku ingat sampai sekarang, jadi sedikit kapok jahitin
baju.
Akhirnya waktu itu nggak ikutan sholat ied karena nungguin baju jadi. Huhuhu,
tega nian kan si penjahit ini. Secara masih kecil mau nangis malu nggak nangis
kan nyesek banget!
4. Tidak
suka Motif dan Warna
Alasan berikutnya karena nggak suka motif dan warna kainnya. Hasilnya
mbakku bertiga yang kembaran baju, sedangkan aku tidak. Entahlah kenapa aku kayak
gitu dulu ya, wkwkw. Geli juga kalau ingat.
5. Lebih
Suka Beli Jadi
Ya, bagiku beli jadi lebih praktis daripada jahit de el el. Selain
ribet, boros dan kadang hasil tak sesuai ekspektasi. Meskipun semakin ke sini
baju kapelan banyak, entahlah aku tak begitu tertarik.
Gimana, alasan yang kuat atau aneh menurutmu guys?
Kemudian…
Jadi ya, hingga sekarang aku jarang banget punya baju kembaran apalagi
sama bocil yang cowok. Keduanya memiliki selera sendiri dan aku tak pernah
memaksa apalagi pakai baju kembaran, malu katanya.
Hihihi, ya begitulah sekilas ulasan tetang baju kembaran versiku,
entahlah menurut yang lain. Salam…
Baca Juga:
Aq sebenarnya suka pakai baju kembaran apalagi sekeluarga mbak. Tp skrg ada penolakan sama suami yg katanya ga usah kembar gpp yang penting hati tetap cinta wkwkwk
BalasHapuswaduh kasian banget ya mb bajunya belum jadi tapi dah lebaran tlah tiba:)
BalasHapus