Kusta
dalam Perspektif Agama dan Stigma Masyarakat
Kusta masih menjadi stigma kuat di masyarakat sebagai salah satu penyakit aneh bahkan ada yang menyebutnya kutukan.
Dengan stigma seperti itu, masih ada individu yang mengucilkan
atau kurang care dengan OYPMK atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta.
Padahal jika menilik lebih jauh, kusta dapat
disembuhkan dengan pengobatan medis secara terus menerus. Maka, ada baiknya memahami
kusta dalam banyak faktor terutama pandangan perspektif agama secara
keseluruhan.
Kusta dalam Perspektif
Agama
Ulasan tema secara live streaming ‘Kusta dalam
Perspektif Agama’ sangat menarik dan sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Sebagai orang awam, live yang digagas oleh Ruang
Publik KBR dan NRL Indonesia ini membuka banyak wawasan baru tentang stigma
yang beredar di masyarakat umum.
Live streaming pada Senin, 8 Mei 2023 pukul 09.00 – 10.00 WIB digawangi
Rizal Wijaya sebagai host KBR. Selain itu terdapat dua pembicara yaitu Pdt.
(Emeritus) Corinus Leunufna dan Muhammad Iqbal Syauqi.
Dalam Islam, terdapat kisah Nabi Ayub yang pernah terkena
penyakit kulit dan dengan ridho Allah SWT mampu memberinya kesabaran luar
biasa. Dalam Al Kitab dan buku lain ada banyak kisah tentang kusta yang
ternyata telah ada sejak zaman dahulu.
Muhammad Iqbal
Syauqi : Kusta Sudah Ada Sejak Zaman Nabi
Kusta sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW bahkan
sebelumnya. Menurut dokter umum RSI Aisyiyah Malang sekaligus kontributor
Islami.co kisah Nabi Ayub merupakan salah satu yang populer karena penyakit
kulitnya.
Beberapa hal terkait kusta dalam perspektif agama
versi Dr. Muhammad Iqbal Syauqi adalah sebagai berikut:
1. Kisah Nabi Ayub
dengan Penyakit Kulit
Diceritakan Nabi Ayub menderita penyakit kulit dalam
jangka waktu sangat lama.
Dengan penuh kesabaran dan taqwa berlimpah kepada
Allah SWT Nabi mampu bertahan selama bertahun-tahun.
Nabi Ayub tidak mengeluh dan sebaliknya semakin
menambah keimanan.
2. Penyakit yang
Ditakuti dan Dianggap Kutukan
Zaman dahulu orang yang mengalami kusta akut bagian
tubuh yang terluka akan terpotong atau terlepas sedikit demi sedikit. Maka,
banyak yang takut dengan penyakit ini.
Selain itu muncul stigma dalam masyarakat tentang adanya
kutukan jika ada yang OYPMK. Padahal azab atau kutukan ini sama sekali tidak
ada hanya stigma yang keliru karena minimnya informasi.
3. Berusaha Sembuh
secara Jasmani dan Rohani
Jika terkena kusta perspektif Islam mengajarkan umat
untuk berusaha secara jasmani dan rohani.
·
Secara
Jasmani
Jasmani artinya mengobati secara fisik, namun untuk
zaman dulu belum disebutkan metodenya. Sedangkan zaman sekarang sudah ada
dokter yang bertugas memberi pelayanan maksimal untuk pengobatan dan
penyembuhan pasien kusta.
·
Secara
Rohani
Rohani artinya penyembuhan dengan berdoa, tawakal dan
ikhtiar. Biasanya ada perlakuan ruqyah tertentu dengan doa tertentu. Terdapat
pula doa khusus yang diambil dari ayat Al-Qur’an dan hadits sahih.
Dari sini maka diharapkan tidak ada stigma negatif
bahwa kusta adalah kutukan atau azab. Namun, salah satu penyakit menular yang bisa
disembuhkan dalam kurun waktu tertentu.
Pdt. (Emeritus)
Corinus Leunufna: Kusta Bukan Kutukan dan Bisa Sembuh
Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna merupakan seorang pendeta dan OYPMK sehingga merasakan bagaimana saat kusta menyerang.
Ada
beberapa poin penting terkait pengalaman dalam perspektif agama, yaitu:
1. Stigma yang Muncul
Saat kusta menyerang, pendeta malah tidak takut akan
penyakit tersebut tapi stigma orang terhadap dirinya.
2. Kisah dalam
Perspektif Agama
Dalam Al Kitab ada pula kisah tentang kusta dan zaman
dulu jika ada yang terkena maka akan dihindari. Orang yang kusta akan tinggal
di kuburan atau gua-gua. Perlakukan terhadap mereka juga berbeda.
Misalnya akan mengirim makanan menggunakan tali.
Kemudian tali yang sudah terpakai akan dibuang karena takut tertular.
3. Kusta Bukan
Kutukan
Kusta adalah penyakit dan bukan kutukan atau azab.
Adapun dulu penyembuhan yang ada dengan cara memohon ampun.
Selanjutnya melakukan beberapa upacara tertentu. Jika
sudah dinyatakan sembuh bisa kembali hidup bermasyarakat secara normal.
Sekali lagi, kusta bukan kutukan apalagi azab. Hanya
stigma yang beredar dan bisa diluruskan secara tepat.
Cara Sederhana Hidup
Sehat Terhindar dari Kusta
Jika seseorang sudah terkena kusta, dapat disembuhkan
dengan obat yang harus diminum secara rutin.
Orang yang terkena kusta bukan karena masalah
prinsipil sehingga seolah menjadi azab, akan tetapi karena berbagai faktor.
Antara lain bakteriologis, imunologis atau kurang gizi dan kesehatan lingkungan.
Jika sudah terkena kusta ada kalanya dapat terjangkit
lagi apalagi yang kontak erat satu keluarga menimbulkan penularan.
Maka ada cara sederhana dengan memenuhi anjuran dokter
dan meningkatkan pola hidup sehat, yaitu:
·
Menjaga
kebersihan
·
Mengakses
gizi yang baik
·
Jika
menemui gejala kusta segera periksa ke dokter
·
Menambah
pengetahuan lebih luas
·
Menghilangkan
stigma untuk hidup lebih baik dan lebih sehat
Dengan begitu kesehatan diri dan lingkungan terjamin
dengan baik.
Penutup
Menurut pendeta Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna manusia
diciptakan Tuhan lengkap dengan seluruh sifat kemanusiaannya.
Manusia diwajibkan bergaul bersama-sama sehingga tidak
beralasan sama sekali jika memberikan stigma dengan alasan apapun. Maka tidak
boleh mendiskriminasi dan harus menghargai ciptaan Tuhan.
Secara perspektif Islam menurut Dokter Muhammad Iqbal
Syauqi jika mengalami kusta, perlu tahap ridho dan ikhlas pada takdir Allah
SWT. Selanjutnya menambah keimanan dan dan kepercayaan untuk masuk ke level
tasawuf.
Tidak lupa menambah ilmu wawasan luas untuk menghindari stigma negatif tentang kusta. Tetap waspada tanpa mendiskriminasi agar kesadaran meningkat dan hidup sehat berdaya guna lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar