Misteri
Eksotisme Curug 7 Bidadari, Mitos Putri Berkudis dan Si Cantik Turun dari
Langit
Wusss….
“Ka… kamu siapa?” tanyaku menelan saliva. Takjub dan
menghentikan kegiatan kecipak air yang dari tadi kulakukan lalu mengucek mata
sesaat.
Sosok itu, bagai kabut seolah muncul di tengah-tengah
curug. Rambutnya sepinggang, terurai hitam legam. Baju kemben jarik ojo
gampang sirik cokelat bermotif buah aren kawung membuatnya tampak seperti
putri raja. Tak lupa selendang warna emas di pinggang rampingnya.
Curug 7 Bidadari (Foto: Dok. pribadi) |
Wajahnya ayu alami dengan hidung tak terlalu mbangir,
muka eksotis yang kusuka. Wajah khas gadis desa tempo doeloe yang glowing.
Bukan glowing karena skincare, tapi benar-benar natural tanpa make up.
“Kudune aku ki sing tekon, koe ki sopo?” Suaranya syahdu dan lembut berbahasa Jawa yang
artinya ‘sebetulnya aku yang bertanya, kamu siapa?’ Namun, matanya lebih tajam
dari mata elang, menusuk hingga jauh ke dasar jurang. Sumpah, membuatku
merinding dalam sepersekian detik.
“A… Ayu.”
Suaraku tergagap, memaksa bersitatap ke mata legamnya.
Mendadak senyap. Tak tahan bersitatap, mencoba melihatnya dari atas ke bawah. Kakinya
beradu dengan air terjun yang mengalir tiada henti. Lalu, arah mataku kembali
ke wajah ayunya.
Ujung mulut itu terangkat ke atas, menciptakan senyum tercantik
yang pernah kulihat.
“Yen mlebu neng ndi wae, ngomongo kulonuwun lan ojo
seneng misuh ben uripmu ayem. Raupo nganggo banyu kledung sumber curug iki.” ‘Jika masuk kemana saja, bilang salam dan jangan
mengumpat biar hidup tenteram. Basuhlah menggunakan air sumber curug ini.’
Suaranya menghipnotis, aku diam.
Manut,
kubasuh muka yang penuh jerawat dengan air dingin nan sejuk dari curug indah
ini. Mendongak wajah hendak mengucap sesuatu, tapi wanita ayu itu sudah lenyap.
Kutengok ke kanan kiri, tetap tidak ada. Hanya pengunjung
yang sedang bermain air dan mengambil foto. Kuusap muka sedikit kasar, halus. Halus!
Persis sebelum aku stres mikir wong kae, bener, jatuh cinta bikin
jerawatan.
Aku ingat, tadi
datang tak ucap salam. Lalu, kuucap kata sedikit kasar sebab terpeleset dan
kecemplung ke air hingga sepatu yang belum sempat kulepas basah kuyup.
Beberapa minggu yang
lalu, aku juga ke sini. Jujur, inilah tempat favoritku kala butuh refresh
otak. Lagi-lagi, tanpa kulonuwun, membasuh muka sambil ‘misuh’ karena
jerawat membandel lalu saat pulang, bahuku terasa berat.
Ah, kisah itu, hanya aku yang tahu. Kuhela nafas
panjang.
“Ayu!” aku
menoleh ke asal suara. Seketika, mataku membola sempurna…
_ww_
Aku simpan cerpen yang belum selesai lalu menutup
laptop. Kangen juga ke Curug 7 Bidadari. Dari curug itu, puluhan cerita
berdasar mitos legenda kubuat, dengan background cantik air terjun bertingkat.
Tuing, ada pesan masuk.
[Besok lego pora, Yuk? Anter gue ke Curug 7 Bidadari
ya, bisa?]
Lhah! kebetulan yang sangat kebetulan, bukan?
Meluncur ke Tempat
Tersembunyi Curug 7 Bidadari, Ini Alamat Lengkapnya
Pagi itu pukul 9 aku otw berdua teman sambil tertawa
lebar menuju Curug 7 Bidadari. Aha! Naik motor matic sambil ngobrol di tengah
udara segar pedesaan nan sejuk paripurna.
Kuberitahu ya, untuk ke Curug ini sangatlah mudah. Alamatnya
di Dusun Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Curug
berjarak sekitar 7 kilometer dari rumahku yang berada di Kecamatan Sumowono.
View menuju Curug 7 Bidadari, keren banget bro! (Foto: Dok. pribadi) |
Sepanjang jalan bakal disuguhi pemandangan eksotis.
Hamparan sawah, kebun dan pemandangan yang nggak bakal membosankan.
“Katanya kalo cuci muka di situ jadi glowing dan
enteng jodoh gitu, Yuk?” tanya temanku kepo.
Aku terbahak, dasar!
“Amin,” akhirnya kuaminkan setelah tangan kirinya
memukul kakiku keras sambil mengendalikan motor agar tidak oleng.
“Katanya mitos legendanya gitu? Gimana sih lu orang
sini malah nggak tahu!”
Misteri Curug 7
Bidadari, Mitos Melegenda Dari Gudig Hingga Bidadari Langit
Curug atau air terjun ditemukan sekitar pertengahan
2010. Dengan kecantikannya, membuat warga sekitar tertarik mengembangkan
sebagai wisata air. Awal memulai dari dana swadaya, dana desa dan bantuan wakil
bupati Semarang.
Beda dulu beda sekarang, dulu ada tulisan Curug 7 Bidadari, sekarang C7B (Foto: Dok. pribadi tahun 2019 dan 2023) |
Berbagai mitos menjadi misteri mistis unik untuk digali. Saking keponya aku menanyakan ke beberapa orang secara langsung. Dari banyaknya cerita dan mitos yang ada terdapat misteri tersembunyi yang berbeda dan membuat banyak orang penasaran.
Tidak ada kisah yang pasti akan keberadaan Curug 7 Bidadari
atau biasa dengan sebutan C7B ini. Boleh percaya atau tidak mitos yang muncul membuat
orang penasaran level akut untuk mendatangi tempat sekece badai khatulistiwa
ini.
1. Si Putri Berkudis
Mitos populer air terjun 7 Bidadari tentang seorang
putri raja yang ditinggal raja bertapa. Putri ini dilarang keluar dari rumah
hingga 40 hari.
Mitos putri berkudis, sembuh karena mandi air kledung (Hanya ilustrasi dok. pribadi)) |
Namun, sang putri melanggarnya dan apa yang terjadi?
Muncul luka bernanah, orang Jawa menyebut gudig atau kudis. Jadilah putri
berkudis di seluruh tubuh mulusnya.
Akhirnya dicarikanlah obat dari berbagai tabib seluruh
negeri tapi hasilnya nihil. Alhasil ada yang menyuruhnya ke daerah Jawa Tengah
utara untuk meminta kesembuhan.
Di sana ada Kyai Mandung yang terkenal dan berwibawa.
Konon Kyai Mandung adalah pengikut Pangeran Diponegoro. Kyai Mandung meminta
putri tersebut mandi melalui sendang yang dikenal dengan mata air Kedung Wali.
Kedung berukuran 70 cm dan kedalaman 60 cm yang letaknya di atas curug.
Sumber air tersebut seolah muncul dari tengah batu
yang dipercaya mampu menyembuhkan segala penyakit. Berkat air tersebut, sang
putri yang awalnya berpenyakit gudig kembali cantik, mulus, halus bin glowing.
2. Tentang Kyai
Mandung dan Kedung Wali
Telah dijelaskan sebelumnya di atas curug ada yang namanya
sendang atau Kedung Wali. Kedung Wali ini dahulu sering digunakan Kyai Mandung
sebagai sesepuh dan pendiri Desa Keseneng untuk mengambil air wudhu.
Kisah Mbah Mandung dan Kedung Wali (Hanya ilustrasi dok. pribadi) |
Konon curug berawal dari adanya temuan keris dan batu
bertuliskan Arab. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, keris tersebut lalu
dikembalikan ke tempat semula.
Selanjutnya Kedung Wali dengan air bertuah mulai
populer untuk menyembuhkan segala penyakit, awet muda, enteng jodoh dan lain
sebagainya. Wallahualam.
Kyai Mandung sendiri datang ke Desa Keseneng setelah
mengadakan pengembaraan panjang. Beliau seorang duda maka ada pula yang
menyebutnya Mbah Duda.
Di desa Kyai Mandung mulai bertani dan membangun
irigasi yang sampai sekarang digunakan oleh warga setempat untuk mengairi area persawahan.
3. Bidadari Terkena
Kutukan
Mitos berikutnya tentang si cantik bagai bidadari yang
katanya dikutuk dan akhirnya dijebloskan turun ke bumi. Saat turun terdapat 6
bidadari lain yang menemani.
Mitos kutukan putri Curug 7 Bidadari (Foto: Dok. pribadi, edit by InShot) |
Untuk menggagalkan kutukan tersebut, bidadari harus
mandi di tengah air terjun. Hal inilah yang konon katanya membuat nama air
terjun adalah Curug 7 Bidadari.
Ada pula yang mengaitkannya dengan legenda Jaka Tarub.
Jaka Tarub tidak sengaja melihat air terjun dan saat itu ada 7 dewi cantik bak
bidadari sedang mandi. Dari situlah nama 7 Bidadari muncul.
Berbagai mitos yang ada memang unik dan membuat
penasaran, boleh percaya atau tidak tergantung pribadi masing-masing.
Rute dan Angkutan ke
Curug 7 Bidadari
Untuk sampai ke wisata curug ini, jalanan aman jaya
damai sentosa. Aku kasih tahu ya, apabila kamu lewat Semarang, untuk sampai
Ambarawa hanya membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Selanjutnya, dapat
melanjutkan ke arah Sumowono.
Rute dan angkutan menuju Curug 7 Bidadari (Ilustrasi dok. pribadi with Canva) |
1. Naik Angkutan Umum
Jika naik angkot atau bus dari Semarang turun saja di
terminal Bawen. Dari Bawen bisa meluncur ke Pauline dengan biaya naik angkot
Rp3.000.
Sesampainya di perempatan Pauline, bisa naik prona
menuju Sumowono dengan biaya Rp6.000. Jaraknya
sekitar 17 km dan dapat ditempuh dalam waktu 45 menit.
Tenang saja ya, prona Sumowono ini menthok, jadi nggak
bakal nyasar. Turun saja di terminal Sumowono. Ada 3 pos ojek di situ bisa
pilih salah satu ojek untuk melanjutkan perjalanan ke Curug.
Biaya ojek sekitar Rp20.000 bisa nego. Dari terminal
Sumowono ke Curug-nya dekat, kok, hanya sekitar 5 km dan bisa ditempuh dalam
waktu sekitar 20 menit.
2. Naik Motor atau
Mobil Pribadi ke Curug
Naik mobil atau motor pribadi juga mudah. Jika sudah
sampai Ambarawa, lanjutkan perjalanan ke arah Bandungan (tahu kan ya, Bandungan
sebagai daerah wisata yang sudah terkenal dari zaman purba, hehehe), naik terus
sampai Sumowono.
Karena rumahku Sumowono, aku biasa ke curug naik motor
matic. Jalanan tidak terlalu naik turun curam, hanya ada satu turunan tajam
tapi masih aman sulaeman.
Rutenya dari Desa Sumowono, ke arah Bantir, lalu
menuju Desa Losari. Kemudian belok kanan masuk Desa Keseneng. Perjalanan
bakalan bikin kamu kangen, indah banget. Di selatan Gunung Ungaran tampak jelas
dan cantik! Masyaallah!
Dulu nih, di sekitar curug banyak plang rute arah.
Namun saat ke sana kemarin kok sudah nggak ada. Namun, karena aku hapal
jalannya tak jadi masalah.
Jika belum pernah sama sekali, bisa tanya mbah Google
atau ke warga yang ramah bahkan bisa jadi diantar sampai tujuan.
Harga Tiket dan
Parkir Mahal Nggak, Ya?
Menjelang beberapa meter arah curug, kendaraan belok
kiri dan lanjut terus hingga jalan berubah bebatuan kerikil. Dari situ akan
tampak loket untuk membeli tiket.
Cek, ini tiket masuk resto ya guys, jangan gagal paham loh smile... (Foto: Dok. pribadi) |
1. Harga Tiket Masuk
Sayangnya, pas ke sana loket tutup. Sekarang ini untuk
ke curug tidak dipungut biaya apapun.
Dulu, harga tiket Rp5.000, sehabis itu tidak ada biaya
retribusi lain yang harus dibayarkan alias gratis.
2. Biaya Parkir Motor
dan Mobil
Dari tempat tiket ada area parkir yang cukup luas. Puluhan
mobil dan motor dapat parkir di tempat tersebut saking luasnya.
Akupun parkir di situ, sudah ada mas-mas yang
menunggu. Biaya parkir motor Rp3.000 dan mobil hanya Rp5.000, terjangkau
banget.
Di situ ada warung yang buka dan jual makanan. Dulu,
di samping kanan kirinya full warung loh, sekarang berbeda dan banyak yang
berubah.
3. Parkir di Resto
Selain itu terdapat tempat parkir umum yang terdapat
di sebuah kafe Bidadari Café & Eatery yang letaknya berada persis di
samping kafe. Tinggal pilih mau parkir yang mana. Biaya juga sama untuk motor
Rp3.000 dan mobil Rp5.000.
Sedangkan untuk masuk resto sendiri ditarik biaya
sebesar Rp10.000. Biaya untuk parkir juga bisa berubah sewaktu-waktu ya guys.
7 Eksotisme Tiada
Tanding Hanya Ada di Curug 7 Bidadari
Air terjun terletak di tengah area persawahan nan menghijau.
Dari tempat parkir ke curug, harus jalan sekitar 500 meter.
Pengunjung bebas untuk sampai ke curug, mau lewat
persawahan dengan jembatan atau melalui pinggir kafe yang letaknya persis di
samping curug.
Aku pilih melewati jalan setapak samping kafe. Dari
jarak berpuluh meter, debur curug sudah menyambut. Duhai, kangen sekali aku sama
tempat ini.
“Assalamualaikum,” salamku sambil berlari ke curug.
Masih sepi, aku sepuasnya memandangi curug yang tetap
cantik dengan bagian kiri berupa hamparan sawah menghijau.
Saat itu tanaman padi sedang hijau-hijaunya. Sebelah
kanan curug pepohonan menjulang tinggi. Sampingnya lagi batas dengan resto
berupa tembok tinggi. Apa sih keunikan tersembunyi lainnya yang bikin
pengunjung bakal meleleh?
1. 7 Air Terjun
dengan 3 Tingkatan
Biasanya curug hanya memiliki 1 atau dua turunan air
terjun. Namun, Curug 7 Bidadari unik dengan 7 air terjun dan 3 tingkatan
berbeda.
Curug terdiri dari 7 air terjun dan 3 tingkatan yang keren pol! (Foto: Dok. pribadi) |
Pada tingkat 1 bagian atas terdapat 1 air terjun
dengan panjang sekitar 5-6 meter. Sedangkan tingkat 2 di bawahnya terdapat 2
air terjun ketinggian 7 meter dan kedalaman kolam 5 meter.
Tingkat paling bawah memiliki 4 air terjun yang
terbentuk dari air terjun di atasnya dan berdampingan dengan kesegaran luar
biasa. Sensasi air terjun bertingkat sangat berbeda dan tak bakal ditemui di
curug lain.
2. Air Jernih
Air terjun berasal berasal dari Gunung Ungaran yang
sejuk dan jernih. Jaraknya hanya sekitar 20 km dan bisa ditempuh dalam waktu 1
jam lebih. Dingin khas air pegunungan yang menyehatkan badan.
3. Bebatuan Khas Kali
yang Indah
Oh ya, curug ini masih asli dengan bebatuan kali halus
dengan ukuran beragam. Mungkin bagi sebagian orang ini biasa saja, tapi bagiku,
suasana yang sangat kurindukan.
Bebatuan kali asri alami dan halus, airnya juga jernih (Foto: Dok. pribadi) |
Lompat dari bebatuan kali ke bebatuan kali yang lain.
Lompat sana sini oke saja sih, apalagi jika ke bebatuan dekat air terjun, seru
banget!
4. Nyaman Buat Main
Air
Meskipun terdiri dari 7 air terjun yang gemuruhnya
bersamaan, tetap nyaman untuk mainan air di sekitar curug. Sebagian pengunjung
bebas berenang atau sekedar mainan air yang sangat sejuk.
5. Tempat
Instagramable
Mau bergaya apa saja, banyak spot foto menarik di air
terjun ini.
Foto kuambil dari dalam kafe lantai 2 yang bersebelahan persis dengan curug (Foto: Dok. pribadi) |
·
Terdapat
tulisan C7B pada sebelah kiri air terjun dan bisa menjadi tempat kece untuk
berfoto.
·
Ingin
foto unik dan dramatis, bisa tepat berada di tengah air terjun dengan latar
belakang air terjun nan alami. Bahkan makin keren kalau mengenakan kain jarik
atau selendang ala jaman dulu kala loh. Latar belakangnya sangat mendukung.
·
Jangan
lupa mengambil foto di bebatuan yang berada di sekitar curug, sebab
eksotismenya tanpa tanding.
·
Jika
mengambil dari café, bisa langsung di bagian depan air terjuan atau dengan
latar belakang sawah menghijau.
·
Di
sudut manapun, bakal menemui sesuatu yang tak biasa dan sensasi unik.
Swear deh, dengan memilih angle paling gahar, hasilnya
nggak bakal mengecewakan.
6. Jalanan Datar
Curug unik ini tak membuat tubuh letih untuk naik
turun saat menuju pusat air terjun. Biasanya jika ke air terjun harus jalan
jauh bahkan melalui turunan yang membuat badan capek duluan.
Nggak ada cerita beginian untuk ke Curug 7 Bidadari.
Jalanan datar sampai ke pusat wisata. Cocok jika mengajak lansia untuk hadir
menikmati keindahan curug dan pemandangan alaminya.
7. Eksotisme Alam
Tiada Tanding
Uyeah, benar banget jika eksotisme curug benar-benar tiada tanding. Bagian kanan air terjun berupa hamparan sawah adalah background alami yang unik. Keindahannya susah untuk diungkap dengan kata-kata.
Hanya beda pose wkwkwk (Foto: Dok. pribadi) |
Gimana sodara-sodara, makin kepo kan? Tapiiii, eits,
ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk ke sana ya.
Jika ke Curug 7
Bidadari, Perhatikan Hal Penting Ini
Dari namanya saja yakin sudah pada bertanya-tanya
dengan tampilan curug nan seksi eksotis ini. Apabila ingin ke curug ada hal
yang wajib diketahui supaya berwisata semakin menyenangkan.
Cek hal ini ya sebelum ke curug (Ilustrasi dok. pribadi) |
1. Musim Hujan Vs
Musim Kemarau
Bagiku, paling cocok ke curug kalau musim kemarau.
Debit air memang tidak terlalu deras tapi saat musim hujan tidak dapat
diprediksi.
Lagipula datang saat musim hujan tentunya kurang asik
karena bakal kurang nyaman mengeksplor area wisata. Kadang, daerah Sumowono
kalau musim hujan kabut tebal dinginnya minta ampun kadang sampai 16 derajat,
ewh, mikir, kan?
Jika datang saat musim kemarau, lebih merasa aman dan
nyaman saja. Airnya nggak kering kok, jadi tetap indah dan oke untuk didatangi.
2. Pagi Vs Siang
Pagi lebih asyik sebab masih banyak waktu untuk
menikmati keindahan air terjun. Lagipula, pagi hari belum terlalu ramai
pengunjung sehingga nyaman untuk berfoto atau mengeksplor keindahan curug.
Suasana masih bersih sejuk nyaman untuk nongkrong dan
bermain air sepuasnya. Namun, jika memang waktunya tak memungkinkan tetap
nyaman saja saat siang hari.
3. Sepatu VS Sandal
Aku sih paling nyaman pakai sandal ketimbang sepatu.
Sekalinya pakai sepatu, kecemplung basah kuyup wkwkwk. Pakai sandal lebih
praktis, mau nyemplung tinggal lepas, atau pakai sekalian sandalnya juga nggak masalah.
Namun, ini selera ya, ada yang lebih nyaman pakai
sepatu. Toh, saat mau nyemplung ke air juga bakalan dilepas.
Fasilitas Curug 7
Bidadari
Sebetulnya fasilitas curug lengkap tapi mungkin masih
perlu penanganan serius dari pihak pengelola. Terdapat area pertemuan, jembatan
klasik dan tempat parkir cukup luas.
Menu resto lengkap banget dan terjangkau. Eh maaf itu kertasnya udah mripil pinggir, hihihi. (Foto: Dok. pribadi) |
Nah, saat ke sana, aku mampir ke Bidadari Café &
Eatery yang terletak persis di samping curug. Di kafe tersebut tersedia
berbagai menu makanan dan minuman yang bisa disantap setelah capek main menjelajah
curug. Seperti nasi goreng berbagai
mode, capcay, aneka jus dan kopi dan lain sebagainya.
Wedang uwuh, salah satu menu minuman di kafe, makanannya lupa nggak difoto wkwkw (Foto by Ulya) |
Tak perlu khawatir dengan harga menunya, ya, soalnya
sangat terjangkau kantong mulai dari 15 ribuan saja. View dari kafe ini super
indah berasa di samping puncak curug. Areanya cukup luas dengan berbagai spot
cantik pada setiap sudutnya.
Selain menu lengkap terdapat tempat sholat dan toilet
yang bersih. Suasana bersih dan nyaman sekali apalagi dekat banget dengan air
terjun hingga bisa foto seolah berada di samping air terjun.
Wisata dekat Curug 7
Bidadari dan Mitos Horor Hingga Legenda Tiada Akhir
Dan, jika penganut asas hemat dalam berbagai hal,
wekekekek, kalau mlipir piknik gitu rugi dong kalo hanya mengunjungi satu
wisata saja.
Agar sekali mendayung 2 hingga 5 pulau terlampaui, ada
pesona wisata Kabupaten Semarang lain di dekat 7 Bidadari yang bisa auto
dikunjungi. Cek yuk apa saja wisatanya.
1. Grojogan Klenting
Kuning
Grojogan memiliki ciri khas dengan bebatuan di balik
air terjun berwarna kuning. Legenda tentang Panji Gumilang dan Dewi Galuh
Candra atau Klenting Kuning yang terkenal dalam Ande-Ande Lumut.
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Grojogan Klenthing Kuning. Di balik air terjun legenda Ande-Ande Lumut santer menjadi buah bibir (Foto: Dok. pribadi) |
Air terjun jernih nan indah berasal dari Gunung
Ungaran dan terletak di Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Eksotisme
grojogan semakin lengkap dengan pinus nan menjulang di sekitarnya.
Grojogan hanya berjarak sekitar 6,1 km dari Curug 7
Bidadari dan bisa ditempuh dalam waktu 16 menit saja.
2. Candi Gedong Songo
Wah, siapa yang tak kenal candi legendaris yang
terkenal dengan kisah mistis horor Hanoman
dan Ratu Shima ini? Legenda seorang Ratu yang anti ketidakjujuran sehingga
tegas dalam mengatasi banyak masalah di area kekuasaannya.
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Candi Gedong Songo Legenda dan mitos yang selalu bikin pensaran tentang 9 Candi, Putri Shima dan Hanoman (Foto: Dok. pribadi) |
Candi yang berlokasi di Desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang ini memang pesonanya tak pernah padam. Di
karnaval rakyat, RT-ku pernah menayangkan sendratari Candi Gedong Songo yang
menghebohkan jagat maya lho dan dapat juara 3 alhamdulillah.
Jarak tempuh dari C7B ke Candi hanya 11,9 km dan butuh
waktu sekitar 27 menit saja sampai lokasi.
3. Bukit Cinta Rawa
Pening
Legenda tiada akhir yang sangat menghipnotis dari
Bukit Cinta Rawa Pening adalah kisah Endang Sawitri dengan anak berwujud naga
yang bernama Baruklinting. Belum lagi mitos jika ke Rawa Pening sama pasangan bakal
putus cinta.
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Bukit Cinta Rawa Pening Di belakangnya, ada relief legenda mistis Baruklinthing yang tak pernah padam (Foto: Dok. pribadi) |
Dari mitos tersebut dibuat salah satu sudut indah yang
namanya Gembok Cinta agar cinta tergembok sempurna hingga maut memisahkan. Rawa
Pening menjadi unggulan wisata yang sekarang kerennya tiada tanding juga.
Lokasi Rawa Pening terletak di Desa Kebondowo,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Berjarak sekitar 28, 7 km dari C7B dan
bisa ditempuh tak lebih dari 1 jam perjalanan.
Selain 3 wisata penuh legenda di atas, masih ada
banyak lagi yang lain loh. Sumowono Bamboo Garden dengan wisata bambu nan
edukatif atau Ampelgading Homeland yang masih perawan dan asri.
Jika suka yang berbau sejarah, bisa ke Museum Kereta
Api Ambarawa, Palagan Ambarawa atau Benteng Pendem. Tinggal pilih yang paling
disukai dan menyesuaikan budget yang ada.
Tips ke Curug 7
Bidadari Versiku dengan Mitos Melegenda
Yuhuuu, sekarang saatnya kamu perlu tahu tips jika ke
Curug 7 Bidadari ya. Cek cek ricek, gaspol…
1. Membawa Pakaian
Ganti
Piknik ke wisata air yang terpenting adalah membawa
baju ganti. Biar basah kuyup sekalipun jika membawa baju ganti bakal aman
sulaeman ya soalnya nggak ada yang jual baju dekat area waisata.
2. Membawa Properti
untuk Foto
Nah, ini khusus yang suka pepotoan, jangan lupa bawa
properti semisal jarik, topi dan yang lainnya. Sumpah, dengan properti keren,
hasilnya bakal bikin melongo tiada akhir. Keren bro!
3. Bawa Uang Cash
Jangan lupa bawa uang cash secukupnya ya untuk sekedar
beli air minum atau membayar biaya parkir.
4. Mengutamakan
Kebersihan
Air terjun sangat jernih sayang banget kalau dikotori
dengan hal yang unfaedah dan tetap jaga kebersihan, ya.
5. Mengawasi Anak
Saat Main Air
Meskipun debit dengan kucuran air tidak begitu tinggi
saat kemarau, bukan berarti abai jika membawa anak-anak ke curug. Pastikan anak
tetap dalam pengawasan penuh, namanya juga main air.
6. Datang Pagi atau
Siang Hari
Tadi sudah dijelaskan kalau paling asyik datang saat
pagi hari menjelang siang. Saat pemandangan indah dan bagus sehingga bisa
eksplore curug sepuasnya.
7. Berdoa dan Ucap
Salam untuk yang Terlihat dan Tak Kasat Mata
Bagaimanapun juga, menuju area wisata penuh mitos dan
legenda sebagai tempat baru tetap jangan lupa perbanyak doa. Saranku, mengucap
salam ke yang terlihat dan tak kasat mata sangatlah penting. Biar berwisata
semakin seru dan asyik.
“Heh,
lu mau nginep sini? Ngalamun aja!”
“Hah?”
Aku menoleh ke asal suara. Temanku sudah berdiri dari kursi setelah makan
kenyang di resto. Setelah kami berdua bercengkerama dengan curug hampir 4 jam
lebih.
“Baliklah,
besok mlipir ke wisata lain, ya. Kalau mau nginep di Bandungan banyak penginapan
dan hotel pilihan,” jawabku sambil ketawa.
Oh ya, bagi yang rumahnya luar daerah dan ingin
menikmati sepuasnya pesona wisata Kabupaten Semarang, bisa kok cari penginapan
di daerah Bandungan.
Mau harga yang murmer hingga hotel berbintang semua
lengkap tersedia. Tinggal menyesuaikan dana yang ada.
Tunjuk satu nama Curug 7 Bidadari pokoknya seru! Pesona Wisata Kabupaten Semarang (Foto: Dok. pribadi) |
Wahhh, jebulnya sudah beribu kata ya ceritaku. Mau
pulang dulu ah, ngelanjutin tulisan cerpenku yang sempat tertunda. Sttt, sepakat
kan ya kalau mitos dan legenda selalu menjadi daya tarik yang mampu
menghipnotis rasa penasaran banyak orang?
Eh, kamu kapan ke Curug 7 Bidadari? Kabar-kabar ya, aku siap jadi guide-nya yeah…
#pesonakabupatensemarang
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang"
wuaa seruu.. meskipun panjang tapi asik ceritanya. pengen ke sana lagi kapan-kapan, temani ya mbaak...
BalasHapus