Gunung Api Purba Nglanggeran Gunung Kidul, Jalur
Pendakian dengan View Bebatuan Menjulang
Pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran. Gunung Nglanggeran populer dengan bebatuan tebing
menjulang nan cantik.
Seperti halnya saat naik Gunung Andong, pendakian kali
ini atas inisiatif teman-teman Gitapala yang ingin berpetualang di alam lagi
meski usia sudah mulai beringsut naik.
Gunung tak terlalu tinggi, estimasi naik turun sekitar
3 jam saja, itupun jalan santai. Direncanakan pula habis dari puncak langsung
ngecamp di Siung sekalian mau manjat dan lihat sunset plus sunrise.
Prepare ke Gunung Nglanggeran
Nglanggeran merupakan situs sejarah dengan pemandangan
sangat khas penuh tebing eksotis. Awalnya lihat doang di Youtube kepo aja
sebelum berangkat.
Titik kumpul langsung ke basecamp Ngglangegran pada
Sabtu (11/11/2023). Aku berangkat dari Salatiga bareng Mas Condro dan istri
tercinta Mbak Erna ke Gunkid.
Sesampainya di lokasi sudah menunggu Mas Jemex dan
nyonya yang ontime banget. Tak berapa lama datang Mas Budi yang ternyata datang
sendirian.
Rencana istri dan bocil mau ikut tapi gagal karena
waktu tak memungkinkan. Namun, janji akan gabung saat di Siung.
Kita masih nunggu Mas Dodo cs yang rencananya bawa
istri, 2 anak dan 1 orang teman anak. Namun, karena sampai pukul 10.10 WIB
belum nongol juga akhirnya kita sepakat berangkat duluan ke puncak.
Alamat dan Tiket Masuk Gunung Nglanggeran
Gunung yang mau aku daki ini bukan sembarang gunung
karena merupakan gunung api purba guys! Nglanggaren menjadi salah satu situs geologi yang sangat menarik dengan ketinggian 700 mdpl.
Bebatuan dengan tebing menjulang berlangsung sekitar
20 juta tahun konon merupakan runtuhan gunung api seperti breksi gunung api,
anglomerat dan lava.
Pintu masuk dekat basecamp terpampang tulisan ‘Selamat
Datang di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Ngglanggeran Patuk, Gunung Kidul
Yogyakarta.’
1. Alamat
Alamat lengkap Gunung Api Purba di Nglanggeran
Wetan, Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, DIY.
2. Telepon
081228515575/0819233318
3. Harga Tiket
Harga tiket domestik Rp13.000 per orang.
Biaya retribusi Rp2.000 per orang
Parkir mobil Rp5.000.
Toilet cukup bersih dan ada beberapa sehingga
menyamankan pengunjung. Terdapat pula basecamp untuk ngobrol jika ingin
bertanya ke pihak pengelola situs Nglanggeran yang digawangi warga dan anak-anak
muda setempat.
Menuju Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran
Lanjut ngeblog eh ke pendakian, ya. Sebelum mendaki tentu berdoa
adalah hal wajib yang dilakukan. Walaupun belum lengkap, karena terbagi jadi 2
rombongan.
Rombongan 1 (urutan berdasar usia): Mas Jemex, Nyonya Jemex,
Mas Condro, Mbak Erna, Coco, Mas Budi, Dakuw dan Bocil.
Rombongan 2: Mas Dodo, Nyonyae Mbak Chusnul, Mita,
Miska, berempat ini satu keluarga dan Hazel (temannya Mita).
Rombongan 1 berangkat duluan, rombongan 2 sekitar 30
menit kemudian menyusul pendakian.
Ini urutan menuju puncak Nglanggeran, semoga nggak ada
yang terlewat, ya.
1. Rumah Joglo
Menuju jalan utama pendakian terdapat rumah joglo
yang bisa digunakan untuk bersantai sejenak. Areanya lumayan luas dan nyaman.
Kita berdoa di depan Joglo.
2. Jalur Pendakian
Selanjutnya rombongan 1 berangkat melewati tangga dan
mulai terlihat bebatuan besar yang unik dan menarik. Tangga-tangga menjadi
pemandangan indah dengan kanan kiri bebatuan cukup besar.
Dekat awal pendakian terdapat camping ground
juga.
3. Batu Besar
Pendakian semakin menarik karena belum-belum sudah
disuguhi bebatuan yang besar saling tumpuk sehingga ada lorong pada bagian
bawahnya. Ciwi-ciwi sempat pepotoan di situ.
Lanjut dengan trek yang masih aman dan tidak terlalu nanjak,
cocok buat pemanasan naik gunung.
4. Lorong 1
Area setapak berupa lorong atau sejenis terowongan yang awalnya hanya tangga
bebatuan biasa. Kayaknya sih batu besar yang terbelah jadi duagitu, kanan kiri dinding
batu yang sangat tinggi.
Luas jalan setapak sekitar 50 cm doang bahkan
ada yang kurang dari itu. Tas ransel sampai terseok-seok saat lewat loh.
Kemudian menjelang ujung karena saking nanjaknya dikasih tangga besi. Tangga mempermudah pendaki untuk naik.
Kalau ditanya pemandangannya, gila bro, keren banget,
Masya Allah…
5. Dinding Bebatuan dengan Kontur Eksotis
Keluar dari lorong yang bikin seolah sesak nafas itu,
pemandangannya semakin menakjubkan. Lereng bebatuan nan tinggi membentuk kontur
struktur warna asli batuan purba yang usianya sudah uzur.
Hitam, coklat apalah namanya sukar untuk diungkapkan. Kayak
mural black and white, menarik sekali.
6. Gunung Bagong
Jalanan naik terus dan sampailah ke Gunung Bagong.
Kirain ini puncak, wkwkw, ternyata belum. Batinku, kok dekat sekali? Ternyata salah
guys.
Terdapat bendera merah putih di puncak Gunung Bagong
dan sekitarnya adalah tebing purba yang menjulang dengan pemandangan wow
banget! Selain itu area persawahan warga juga terlihat jelas dari puncak.
7. Lorong 2 Sumpitan
Seperti lorong sebelumnya, sumpitan ini seolah
batu yang suangattt besarrr dan terbelah menjadi dua. Makin naik makin asyik!
Kemudian kita berjalan di antaranya. Ketinggiannya
kurang tahu ya bingung mau memperkirakan, tetapi sangat tinggi dan eksotis.
Jalan setapak sangat sempit juga hanya cukup untuk
satu orang, ada beberapa bagian kita harus miring kalau mau lewat. Entah karena
saya yang ndut atau memang terlalu sempit.
Keluar dari lorong batu, masih lanjut jalan terus. Santai saja sambil lihat pemandangan kanan dan kiri tebing juga vegetasi yang epik.
8. Ketemu Gazebo
Selanjutnya pendaki bakal ketemu tempat buat
selonjorin kaki. Bagi yang cepek bisa istirahat di tempat ini dan terdapat gazebo
untuk duduk santai atau minum dan makan sejenak setelah pendakian lumayan
panjang.
Terdapat sumber Mata Air Comberan dan jalan sebentar
lagi, menjelang puncak.
9. Tangga Menuju Puncak
Perjalanan lanjut terus dengan melewati tangga ranting
kayu dan bantuan tali jadi lebih aman. Lumayan agak panjang perjalanannya tapi
penuh kesan.
Jalanan semakin landai dengan tanaman mulai rimbun di
kanan dan kiri jalan. Jika diperhatikan ada pohon jambu mete yang ndilalah
kemarin sedang berbuah tapi belum matang.
Terdapat pula pohon duwet yang aku makan buahnya. Buah
warna hitam artinya sudah matang dan rasanya enak banget. Entah sudah berapa
puluh tahun nggak makan duwet.
Ah ya, di sini kita ketemuan sama anak-anak UGM yang turun
sudah dari puncak, mungkin sekitar 30 an anak ada, seru dan rame penuh
semangat.
Naik lebih atas lagi ada camping ground 1 dan 2 dengan
area lumayan datar dan nyaman. Pepohonan tumbuh tinggi menjulang tak terkecuali
pohon duwet.
Nah untuk sampai benar-benar puncak harus melewati tangga
dari besi atau kayu, bisa milih ya. Lumayan juga tingginya sekitar 10
meteran.
Puncak Gunung Nglanggeran
Aha, lumayan juga tangganya bikin deg-degan, aku sudah
membayangkan nanti turunnya gimana, wkwkw.
Alhamdulillah, sampai juga di puncak gunung yang
hampir seluruhnya bebatuan. Pemandangan sekitar puncak tebing bebatuan
yang kerennya nggak ketulungan. Bendera merah putih yang berkibar menjadi
tempat keren untuk foto-foto.
Tebingnya sangat curam, ya, jadi hati-hati jangan
terlalu ke pinggir. Saat di puncak, kita juga ketemu rombongan seorang ibu dan
anak kecil sekitar 4 tahun. Ada pula bapak plus ibu plus anak yang sudah
remaja. Mereka turun duluan.
Setelah puas menikmati pemandangan puncak, kita juga turun.
Nah kan bener, tangganya bikin aku merinding soalnya terasa makin curam saat
turun. Alhamdulilah selamat sampai ke area datar lagi.
Di sini rombongan 1 ketemu sama rombongan 2. Wah, kita
seru-seruan cipika cipiki lama nggak ketemu.
Rombongan 2 ini lanjut naik ke puncak di bebatuan, sedangkan
kita santai di area camping ground sambil duduk manis di batang pohon yang sudah
kering. Makan, minum santai ngobrol rencana nungguin rombongan 2 yang sedang di
puncak.
Kejadian Tak Terduga
Tidak ada 5 menit, terdengar suara jejeritan dari
puncak. Di telingaku terdengar seperti orang jejeritan nggak jelas lebih mirip kayak
orang kesurupan. Selain itu teriakan minta tolong yang bikin panik.
“Tolong tolong!”
Sumpah, sambil nulis, gua merinding kalau ingat
kejadian ini.
Selanjutnya akan kutulis di kisah berikutnya di sini.
Baca juga:
Misteri Curug 7 Bidadari, Mitos atau Fakta
Misteri Curug Gending Asmoro, Mitos atau Fakta
Bukit Cinta Rawa Pening, Kisah Baruklinthing yang Melegenda
Horor gak lanjutannya?
BalasHapushoror angker kah , daerah itu mbak ?
BalasHapus