Naik Gunung Andong Via Pendem, View Eksotis Tiada
Tanding
Pendakian Gunung Andong via Pendem. Sejujurnya,
sedikit ragu ketika diajakin teman-teman Gitapala FTP UGM zaman old dan
bocil-cocilnya naik Gunung Andong Via Pendem.
Secara usia, fisik dan persiapan aku sendiri nggak ada
yang ready sama sekali.
Namun, apalah daya ketika akhirnya kepo juga gimana
serunya ke Gunung Andong yang konon menjadi idola banyak pecinta petualangan
karena epik dan eksotis tiada tanding.
Akhirnya karena dioyak-oyak, dirayu, ya ayolah
mangkat.
Alamat Lokasi Pendakian Gunung Andong
Via Pendem
Terdapat 3 jalur pendakian gunung Andong yaitu via Sawit,
Gogik dan Pendem. Masing-masing memiliki karakter sendiri. Jika lewat Sawit
waktu lebih lama tetapi lebih landai. Sedangkan via pendem lebih cepat tapi
trek lumayan tajam.
Akhirnya dipilih jalur naik Gunung Andong via Pendem.
Titik kumpul di basecamp Pendem sebab, kita dari berbagai domisili yaitu dakuw Sumowono,
Yogyakarta, Magelang, Muntilan dan Salatiga.
Dari Sumowono meluncur ke tempatnya Mas Condro
dan istri tercinta Mbak Erna. Tengkyuhhhh!
Namun, gitulah kita muter-muter dulu via Sawit, bikin
konten dulu wkwkwk. Itu aja HP untuk ngonten malah ketinggalan, hihihi.
Akhirnya ke sampai basecamp Pendem pukul 16.00 WIB, alamat
Pendem Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
56194.
Bisa juga mampir sini dulu nih Goa Rong, Curug 7 Bidadari dan wisata lainnya.
Gasik dateng mau cup tempat rehat, eh ternyata sedang
dalam masa perbaikan. Akhirnya diarahkan ke rumah warga, yang memang disediakan
untuk basecamp.
Rumah lumayan luas, sudah ada tikar bisa rebahan
santai nunggu tengah malam buat otw naik ke Andong.
Basecamp Pendem, Warung Makan, Toilet
dan Harga
Buat kamu-kamu yang bertanya-tanya gimana kondisi
basecamp? Nyaman, nggak? Ada warung makan? Toilet? Air mineral? Tenang, semua ada
dan lengkap.
Urusan makan ada warung makan yang siap sedia hingga
tengah malam. Cek list di bawah ini deh.
1. Warung Makan Buka sampai Tengah
Malam
Warung makan menyediakan berbagai makanan dan minuman
praktis, harga terjangkau serta buka hingga tengah malam.
2. Harga Air Mineral Kemasan
Hanya Rp5.000 untuk air mineral 500 ml.
3. Harga Makan dan Minum
Pilihan menu yang pasti mi instan segala rupa, Pop
Mie, nasi rames dan aneka minuman. Berikut harganya:
·
Air
mineral kemasan 500 ml 5 ribu.
·
Pop
mie 10 ribu.
·
Indotel
10 ribu.
·
Makan
nasi rames lauk telur ceplok 12 ribu.
4. Tarif Toilet
Tarif terjangkau hanya Rp2.000 dan jika mandi
Rp5.000. Kebersihannya gimana? So, bersih pol!
5. Tarif Parkir
Motor Rp2.000 dan mobil Rp5.000.
6. Sewa Tenda dll
Terdapat tempat penyewaan tenda dan perlengkapan
ngecamp dengan harga juga sangat terjangkau. Waktu itu aku menyewa tongkat
hiking atau trekking pole satu biji 10 ribu. Sedangkan sewa tenda sekitar 30 ribuan.
Gimana, terjangkau kan? Nah saatnya prepare pendakian
yuk.
Prepare di Basecamp Naik Gunung Andong
Via Pendem Tek Tok Kan
Buat pecinta gunung pasti tahu istilah populer tek
tok kan khususnya naik gunung yang tidak terlalu tinggi dan dapat ditempuh
hanya dengan 3-5 jam doang.
Tek tok kan artinya bisa berangkat pulang dengan cepat dan nggak
bikin tenda di puncak. Jadi nggak perlu bawa carrier jika memang ransel kecil
aja cukup.
Rencananya, mau otw naik pukul 01.00 WIB dini hari.
Tentunya setelah semua kumpul di basecamp. Kita rehat sejenak tapi nggak bisa
sih ya, ketemu teman setelah berpuluh tahun pisah kan ngobrol ngalor ngidul
nggak jelas, wkwkwk.
Belum lagi teman-teman lain dari berbagai daerah yang
ketemu di basecamp. Anak UNS Solo, UNY, UGM, Semarang, Yogya, Grabag ngumpul
jadi satu datang dan pergi.
Rebahan bentar eh udah jam 1 aja, yaweslah kita siap-siap.
Naik Gunung Andong Via Pendem Start Pukul
01.00 WIB
Sebelum naik, registrasi dulu di basecamp dan membayar
sebesar Rp20.000 per orang. Kemudian kami serombongan kumpul di gapura
awal masuk Pendem.
Di sini kita berdoa, pemanasan dan tentunya berhitung,
ada 14 orang yang siap baik cowok cewek, anak-anak usia 4 tahun hingga lansia
usia 57 tahun. Senter harus full ya, gelap gulita namanya aja tengah
malam.
Bismillah semua siap, otw.
1. Dari Gapura Pendem ke Pintu Masuk
Jalur Pendakian
Trek awal jalanan betonisasi ternyata treknya udah
bikin senam jantung. Edunnn, nanjaknya polll, untung malam hari jadi nggak
begitu keringetan.
Aku aja udah deh, kalo nggak kuat mo turun. Waktu
tempuh 15 menitan, jalan biasa nggak pake ngoyo.
2. Pos 1 Kenongan
Selanjutnya untuk menuju pos 1 akan ada kebon pring dan
setelah beberapa waktu mulai deh jalur pendakian yang sebenernya.
Treknya nggak setajam tadi, tapi lumayanlah udah agak lemes dengkulnya. Waktu
tempuh 20 menitan.
3. Pos Grujugan
Antara pos 1 dan 2 ada tempat santai sejenak yaitu Grujugan.
Di sini jalan setapak perasaan nggak ada datar-datarnya sama sekali. Saatnya
istirahat sejenak, minum-minum.
Mau istirahat lama yang anak-anak leyeh-leyeh bentar
aja udah pada ngantuk, tertidur. Jadilah si bapak-bapak gendong lanjutin
pendakian, be strong man!
Buat yang dewasa, kelamaan juga menggigil, di hutan
belantara gituan kan angin lumayan deras dan kalau diam aja ya ndrodok tak
tertahankan. Lanjut.
4. Pos 2 Kendit
Selanjutnya sampai di pos 2 Kendit nih lumayan,
pokoknya kaki udah terbiasa, nggak terlalu ngos-ngosan. Dari sini udah langsung
mau ke puncak.
5. Menuju Puncak
Mulai dari sini, vegetasi mulai berubah, angin tambah
kencang sekali. Udah deh, aku udah bismillah aja, semoga kuat.
Semakin lama tanjakan makin tajam setajam silet,
heheh. Aku sampai ngeri mau lihat ke belakang woi! Bisik-bisik tanya sama
belakangku.
“Brooooo, ntar turun lewat sini lagi nggak?”
“Lewat Sawit we, sini curam banget.”
Aku cuma manggut-manggut. Menjelang pucak angin
semakin kencang banget menerpa, belum lagi tanjakannya Ya Allah…
Buat yang anak-anak malah kayaknya nggak ada capeknya,
jalan ya jalan aja, ketawa ketiwi seneng. Paling yang bikin susah nggak bisa
ngilangin kantuk, secara tengah malam gini, kan?
Udah berasa nggak sampai-sampai.
“Woi semangat semangat lima menit lagi sampai!” teriakan
entah siapa.
Lima menit muluk, lima menit muluk, sabar.
6. Puncak Alap-Alap Gunung Andong
Alhamdulillah, setelah jalan setapak yang naiknya
mbuh, berasa dataran, dan ternyata beneran sampai puncak. Ya Allah kuat juga
aku sampai Puncak Alap-Alap 1692 mdpl.
Pukul 3 lebih, saat dingin-dinginnya, 14 derajat
saat itu. Banyak tenda berdiri, tapi dinginnya tak tertahankan. Mulai deh
ndrodog lagi. Dikira sampai sini subuh, ternyata perjalanan lumayan cepet, eh
jam 3 sudah ampai.
Untunglah ada warung makan yang pas dateng masih
tutup, terus buka. Akhirnya kita gerudug masuk ke dalam. Yang penting anak-anak
nggak sampai kedinginan.
Anak-anak tuh emang spesial, duduk bentar udah ada
tidur angler. Bisa banget kita aja masih kedinginan.
Dan, nggak ada 10 menit senior dateng, Mas Jemex dan
istri, lari apa ya, sejam sampai puncak nyusul kita yang terseok-seok. Takjub!
Sambil nunggu sunrise kita nungguin bapak ibu penjual
goreng mendoan. Akhirnya, sunrise muncul dari peraduan, warna merah keemasan
dengan kuning khasnya benar-benar mengunci pandangan. Merasa kecil banget
dakuw.
Ya Allah, sepanjang mata memandang yang terlihat puncak
gunung-gunung eksotis lainnya, Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Prau,
Ungaran dan Telomoyo. Semoga nggak salah sebut nama gunungnya, ya.
Kalo ada yang bilang eksotis tiada tanding,
emang beneran. Untuk ke puncak Andong berikutnya harus melewati yang namanya jembatan
setan.
Sungguh, aku lihatnya aja ngap-ngap, apa nggak ndrodog
lewat jembatan yang kanan kirinya jurang itu?
Jembatan Setan
Dari namanya saja sudah bikin menggigil. Memang
penampakannya bikin merinding. Tapi sayang juga kalau nggak lewat, secara kata
mas senior nanti turun lewat Sawit, artinya ya mau nggak mau melewati jembatan setan.
Jembatan ini menjadi jalan penyeberangan dari puncak
alap-alap ke puncak Andong. Setelah matahari benar-benar nongol dan habis
sholat subuh, jam 5 lebih otewelah melewati jembatan setan yang bikin aku
merinding ini.
Huuhuu, harus fokus nih. Gimana mau ngonten ya jalan
aja ngeri gini… Jadi, jangan heran kalo sampai ada yang mbrangkang saat lewat
saking takutnya.
Perjalanan jembatan setan kurang lebih 15 menitan
dengan santai dan hati-hati. Sampai ke ujung jembatan, alhamdulilah disambut
begitu banyak tenda dan lumayan ramai secara weken.
Daripada Puncak Alap-Alap, di Puncak Gunung Andong lebih
ramai dan hampir penuh tenda. Di sini terdapat toilet dan warung sehingga
menyamankan pendaki. Aku tak begitu lama di sini, secukupnya aja akhirnya turun
lewat sawit.
Jadi, teman-teman, jangan bingung ya, jika mendaki Gunung
Andong via Pendem, kita ketemunya Puncak Alap-Alap terlebih dahulu. Apabila via
Sawit, ketemunya Puncak Gunung Andong dulu. Nah, keduanya dibatasi jembatan
setan.
Perjalanan turun lumayan santai dan banyak ketemu
pendaki. Jalan pelan-pelan aja secara lutut pernah cedera, nggak berani larilah.
Jalanan ada yang tanah kebanyakan bebatuan dan sudah tertata rapi sehingga
lebih nyaman untuk dilewati.
Trek via Sawit lebih landai daripada via Pendem yang
lumayan curam. Pokoknya seru, dan yakin deh, bikin ketagihan naik gunung.
Tengkyu warga Gitapala FTP UGM, Gitapala Reborn katanya, sehat, seru, murah
rezeki semua, amin.
Oh ya foto-fotonya belum lengkap, masih dikejar
detlen. Boleh cek IG-ku, salam!
Amazing Fantastiz Spectacular 🇲🇨 Yezz You
BalasHapusCukup ekonomis ya...
BalasHapus