Beda dari yang Lain,
Ini Target Ramadhan Versiku
“Yu,
opo targetmu poso iki?” tanya teman cowok yang tak sengaja ketemu di Alun-alun Sumowono saat sama-sama jalan nyantai habis subuh.
“Hmmm,
target?” aku malah bertanya ulang bingung.
“Iyo, opo?”
“Harus
gitu kubilangin ke kamu?” tanyaku lagi sambil menaikkan satu alis setelah
berpikir beberapa saat.
Hahahah,
malah ngakak orange.
“Soale,
aku bar ditekoni suhu ngaji, targete poso opo. Aku bingung. Samar jawabanku
salah,” jelasnya.
“Njuk
mok tekonke aku? Kan jawabane ki ora ono salah benere to?” aku melebarkan mata.
“Iyo, tapi
aku isin nek arep ngomong targetku opo. Ako sholat wajib ping 5 we hurung. Kan
malu pasang target harang. Kalik we jawabanmu iso dadi inspirasi lehku njawab.”
Aku gantian
ngakak.
“Lha
yo kui bisa jadi targetmu, sholat rutin ping limo.”
“Opo
aku mampu, yo?” Tanyanya ragu sendiri.
“Makane
dadi target, kan tergantung awakmu!”
“Iyo
juga, yo,” jawabnya masih mikir.
“Wes
nemu jawabane, to, wes ra bingung, kan?” ucapku sambil tersenyum menggoda.
Kepalanya
manggut-manggut walau raut mukanya tampak ragu, lalu noleh lagi padaku.
“Njuk,
nek dirimu tergete opo je?”
Sebetulnya
aku malu untuk mengungkap target Ramadhan. Lha kadang sholat saja belum bisa
khusyuk, masih melakukan banyak kesalahan de el el.
Masak harus
kujawab:
[Nek
aku sih... kataman, sodakoh, ngibadahe dimaksimalke]
Kui yo
cetho yo, harapan kabeh wong. Kok piye gitu rasane...
“Ono
siji target sik mungkin aneh bin ajaib,” jawabku akhirnya setelah terjeda
keheningan beberapa saat.
“Opo
kui?” tanyanya penisirin. Ih, keponan banget koncoku iki.
“Hmm...,
ya kayak gini ini.”
“Apaan
sih, Yu?”
“Ya,
kayak kita sekarang ini.”
Temenku
melongo, aku ngakak!
Jadi targetku
jane simpel sodara-sodara. Hanya bisa rutin jalan tiap hari. Bukan jalan gawean
rumah tangga ya, tapi bener-bener jalan untuk olahraga. Tujuannya apa, biar
badan sehat, ibadah lancar dan kerja makin produktif.
Soalnya,
tubuh kayaknya mulai melar dan kelebihan BB sampai takut buat nimbang. Gerakan
sholat perasaan mulai kurang sat set, tubuh juga kaku kalau terlalu lama di
depan laptop.
Bisa dibayangkan
kalau tarawih beberapa rakaat dan tubuh kurang fit, mau angkat tubuh berat,
nekuk dengkul sakit, kan repot?
Bagaimanapun
juga, pastinya ingin dong melakukan gerakan yang benar sesuai ajaran Rasulullah
dan itu bisa terpenuhi dengan tubuh sehat.
Soalnya,
sehat itu investasi, dan puasa adalah saat yang tepat untuk memaksimalkan
kesehatan tubuh. Walaupun tidak mudah untuk merealisasikannya.
Jadwal
Rutin
Jadi,
meluangkan dan meniatkan waktu untuk olahraga rutin itu ternyata tidak mudah,
apalagi saat Ramadhan. Untungnya ada momen istimewa yang membuatku terniat
melakukannya, yaitu saat mendadak pingsan di Goa Rong.
Dari
situlah aku niat banget untuk rutin olahraga. Walau pada dasarnya aku orang
yang tidak tertarik dengan dunia olahraga.
Dan, pilihan
pertamaku jatuh pada senam. Untungnya ada teman nongkrong SD seorang instruktur
senam. Jadilah aku gabung di sanggarnya.
Inipun
tidak mudah karena mau tak mau harus mengatur ulang jadwal pekerjaan. Sebagai
penulis lepas sering banget yang namanya kerjaan dadakan dengan detlen tak bisa
diganggu gugat. Untuk menjadwalkan diri tak semudah yang dibayangkan.
Untunglah
lama-lama terbiasa. Setelah senam, mulai kutambah rutin jalan santai, soalnya
buat lari kakiku sudah tak memungkinkan. Apalagi ada niatan mau naik gunung lagi, jadi, fisik harus benar-benar perlu dipersiapkan.
Target
Ramadhan yang Beda dari Sebelumnya
Ya,
mungkin targetku ini beda dari yang lain soalnya cukup simpel yaitu bisa rutin
jalan nyantai. Pokoknya berputar-putar selama minimal satu jam di alun-alun.
Nah,
pas Ramadhan aku jadi ragu, kuat nggak ya, males nggak ya, kober nggak ya kalau
jalan rutin habis subuh ke alun-alun. Lagipula pas puasa, apa kuat, apa nggak
haus?
Akhirnya
mulai kucoba hari Senin saat pertama bulan puasa. 5 putaran, oke, 6, 7, 10 oke
nggak masalah. Hausnya juga aman nggak sampai lemas dan kuat juga untuk jalan kurang
lebih satu jam.
Akhirnya
lanjut pada hari berikutnya dan berikutnya lagi. Walaupun tidak bisa rutin setiap
hari karena mengatur dengan jadwal kerjaan juga, aku bisa melakukanya minimal
seminggu 3 kali.
Efeknya,
semua jadi lancar, ibadah makin semangat, kerja produktif dan badan juga lebih
fit. Alhamdulillah.
Nggak
Perlu Ngoyo
Jadi ya
versiku, kalau memang sudah punya target, tuntaskan. Namun, perlu diingat,
tidak perlu ngoyo. Sebab, apapun yang sudah direncanakan itu tetap semuanya dalam
kendali Allah.
Wong
kita udah rencanain mateng-mateng, tetap Allah sang penentu segalanya. Tidak
perlu ngoyo aja, lakukan semuanya dengan diawali bismillah dan insyaallah semua
target yang bagus akan diberi kelancaran oleh Allah, amin...
0 komentar:
Posting Komentar